“Pokoknya Kakak gak setuju kamu dengan si Surya!”
“Duarrr!!”
Suara pecahan piring menyelimuti suasana malam ini. Sepulang pergi
bersama Surya. Surya lelaki yang kini menjadi kekasihku. Hubungan kita
baru berjalan sekitar satu bulan. Tetapi sampai sekarang belum ada restu
dari Kakak-Kakakku. Kakak yang selama ini membiayai sekolahku dengan
perjuanganya. Tak dipungkiri aku tak mampu melawannya, itu semua sudah
menjadi kehendak Kak Rany.
Nama ku ICha, salah satu siswi menengah kejuruan di Batam. Semenjak
orangtuaku meninggal aku transmigrasi dan tinggal bersama Kakak di Batam
dan melanjutkan sekolah di sini.
Hubungan yang dijalani tanpa restu keluarga memang susah. Semua
memang berawal dari Surya yang salah mengambil tindakan. Malam itu aku,
Surya dan Yani sahabatku jalan–jalan melewati malam minggu bersama.
Seperti biasa Yani bersama pasangannya. Saat itu kami berkumpul di
rumahku. Surya pun datang menjemputku, kebetulan di situ selain ada Yani
dan pacarnya juga ada Kak Rany Kakakku. Ketika aku sudah memboncengnya,
Surya langsung menarik gas motornya di hadapan Kakakku tanpa
berpamitan. Dan itulah yang membuat Kakakku marah besar.
“Laki–laki macam apa itu, membawa anak gadis orang tanpa izin!
besok–besok gak usah lagi jalan sama dia. Kayak gak berpendidikan saja
si Surya!”
Memang Surya laki–laki yang datang dari kampung. Datang dengan
membawa selembar ijazah SMP pendidikan terakhir dia. Hal itulah yang
salah satu membuat Kakakku tidak merestui hubungan ini. Keluargaku
memang lebih mementingkan pendidikan dan kualitas kerjanya, tetapi aku
ambil positifnya aja bahwa mereka melakukan ini karena mereka ingin yang
terbaik buat masa depanku.
Angin berhembus menusuk hati, ketika Surya mengatakan “apa maumu
sekarang, mending aku mati aja Cha kalau kamu mau mutusin aku?” Sifat
dan egonya memang belum bisa dikendalikan walaupun dia dua tahun lebih
tua dariku namun sifatnya masih kekanak–kanakan. Semua ini membuat aku
drop. Aku yang berusaha meyakinkan hubungan ini sama keluargaku tapi
Suryanya masih saja menekanku dengan sifat posesif dan egonya.
“Aku mencintaimu Cha, apa perlu aku bilang sama keluargamu sebagai permohonan maafku?”
“Nggak usah ya, belum waktunya” Jawabku sambil menahan tangis.
“Kenapa Cha? kenapa setiap aku ingin silaturahmi ke rumahmu selalu kamu larang?” Tanya Surya menahan amarah.
“Bukan gitu Surya, tapi aku, aku takut. Aku..”
“Kamu takut Kakakmu, atau latar belakangku yang gak setinggi kamu? kamu malu kan?”
“Gak ya, tapi aku..”
“Dari awal kan aku dah bilang aku hanya orang biasa yang gak
berpendidikan dan mempunyai kerjaan yang rendahan tiap hari cuma
berkhayal kalau aku bisa lanjut sekolah suatu saat nanti”
Itu kalimat yang tidak asing buatku. Karena setiap kita barantem
hanya kalimat itu yang diucapkan Surya. Bukannya berusaha meluluhkan
hatiku yang sedang marah, tapi malah dianya yang selalu merendahkan diri
dan pada akhirnya aku yang mengalah.
Hubungan yang dilandasi karena iba, kini harus kutanggung resikonya.
Meski sampai sekarang aku belum ada rasa sama dia. Bisa dihitung jari
proses perkenalan kita yang hanya berapa hari. Dan sampai sekarang pun
aku belum yakin dengan perasaan dia terhadapku.
Bimbang itulah yang kurasakan saat ini. Keputusan mana yang aku
pilih, pacar yang belum tentu masa depanku atau keluarga yang
mementingkan derajat kegengsian. Sempat ku berpikir untuk mengakhiri
hubungan ini tapi aku takut untuk menyakiti dia. Karena aku percaya akan
“Karma Kehidupan”.
Karena aku pernah merasakan betapa sakitnya mencintai orang tapi
orang tersebut malah menyia-nyiakan cintaku. Ini memang semua salahku
yang menyia–nyiakan dia terlebih dahulu dan memutuskan tanpa sebab
sampai aku tidak bisa merasakan perjuangan dan pengorbanan cintanya
terhadapku dulu.
Sejak itu aku tak ingin semua itu terulang kembali. Memang wanita itu
lebih baik dicintai dari pada mencintai. Meski itu susah buat dilakukan
secara nyata.
Tok! Tok! Tok! “Cha, Cha?”
Tiba–tiba suara Kak Wahyu mengganggu lamunanku di kamar ini. Segera kuhapus air mata yang tak terasa membanjiri pipiku.
“Cha buka Cha, kita jalan–jalan yuk” Ajak Kak Wahyu yang kebetulan
dia baru datang dari Kalimatan. Dia Kakak nomor dua dari lima
bersaudara.
“iya Kak, tunggu sebentar aku ganti baju dulu”
“Iya Kakak tunggu di luar ya”
“iya Kak..”
Beberapa menit kemudian aku pun keluar dengan dandan ala kadarnya.
“Jeleknya Adik Kakak ini, masa mau jalan–jalan gak ada polesan sedikit pun, sih”
“Udah deh Kak, kan cuma mau keliling daerah terdekat aja kan?” Jawabku dengan nada kesel.
“Hmmm, ngambek nih ye. Yaudah cepet naik”
Tanpa menjawabnya aku pun dibonceng Kak Wahyu yang udah menungguku
agak lama. Kak Wahyu memang sudah tahu mengenai hubunganku dengan Surya
yang tanpa restu. Di tengah perjalanan Kak Wahyu berusaha menghiburku
dengan gaya kegilaannya yang membuatku sakit perut mendadak.
Sedang asyik mengobrol tiba–tiba ada dua motor menghadang kami. Kak
Wahyu secara spontan mengerem mendadak dan hampir kami terjatuh. Pukulan
mengenai mata kanan Kak Wahyu, ketika kami mau turun dari motor. Kak
Wahyu tergeletak di pinggir aspal. Tak ada satu pun orang atau kendaraan
yang lewat jalan sepi itu.
“Kaaak!!” Teriakku sambil memegang lengan Kak Wahyu.
“Makanya jadi cowok gak usah banyak gaya, tahu gak kalau Icha ini cewek
aku hah!” Teriak pemuda itu sambil melepaskan helm yang dipakainya. Dan
ternyata pemuda itu sesosok lelaki yang tak asing lagi.
“Surya?”
“Ya aku Surya, kenapa mukanya kaget gitu. Bagus yah gak jalan sama aku kamu jalan dengan lelaki lain. Dasar cewek murahan!”
“Cukup! aku cape Surya dengan sifatmu yang selalu kekanak–kanakan, kamu
tuh bukannya bantu aku meringankan bebanku malah menambah beban. Asal
kamu tahu itu Kakakku, Kak Wahyu”
“Apa? Kakakkmu? ya ampun Cha aku minta maaf, aku gak tahu”
“Makanya kalau mau melakukan sesuatu dipikir dulu, semua bisa
diselesaikan secara baik–baik!. Surya kamu itu semakin hari semakin tua
seharusnya sifatmu lebih dewasa sedikit jangan makin menjadi–jadi saja”
“BBUUGGHHH!” Pukulan pertama Kak Wahyu untuk Surya.
“Jadi ini pacarmu, dasar laki–laki gak tahu diri!” Bentak Kak Wahyu sambil mendorong Surya sampai terjatuh.
“Sudah Kak, sudah” Kataku sambil menangis.
“Benar kata Kak Rany, memang laki–laki ini gak punya sopan santun dan
rasa hormat sama yang lebih tua. Sampai kapanpun Kakak juga gak akan
pernah merestui kalian”
“Maaf Kak, tapi saya mencintai Icha, tolong izinkan saya bersamanya” Kata Surya memelas.
“TIDAK AKAN PERNAH!”
“Cha?” Panggil Surya dengan memalingkan wajahnya kepadaku dan menatapku penuh harapan.
“Maafkan aku Surya, aku gak bisa berbuat apa–apa karena semua ini
ulahmu. Maafkan aku yang tidak bisa menjadi sesosok kekasih yang kamu
harapkan. Tapi beginilah aku yang penuh kekurangan dan tak bisa
mengikuti alur berpikirmu”
Aku pun melangkah menuju motor itu dengan menarik tangan Kak Wahyu. Kami pun pergi dengan meninggalkan Surya dan gerombolannya.
“Cha, kemarin si Surya ke rumahku loh. Dia nangis sampai tissue di rumahku habis. Kasihan Cha aku gak tega melihatnya”
“Tapi gimana Yan, aku udah berkali–kali nasihatin dia agar dia bisa
lebih dewasa tapi pada nyatanya dia malah makin membuatku terpojok”
Entah apa yang dipikirkan aku saat itu. Lagi–lagi aku galau dan
galau. Yani yang sedang main ke rumahku dan seperti biasa jadwal yang
tak boleh dilewatkan yaitu ngegosip. Tapi sayangnya kali ini aku tak
mampu berkata–kata lagi. Apa yang Yani bicarakan pun aku tak peduli.
Yang ku pikirkan sekarang adalah bagaimana mempertahankan hubungan ini
dengan restu keluargaku.
“Kring, Kringgg, kringgg” Tersentak aku mendengar suara dan getaran
handphone di saku celanaku. Ku ambil dan kulihat siapa orang yang
meneleponku. Tetapi sayang nomornya dirahasiakan oleh peneloponnya.
“Kenapa diam Cha? angkatlah!”
“Entah nih. Nomornya di privat, bikin males aja”
“Siapa tahu penting, angkat aja”
Tanpa menjawab perintah Yani yang ngotot minta diangkat aku pun tak
mempedulikan panggilan tersebut. Tiba–tiba ada motor berhenti di depan
rumahku. Tanpa diduga ternyata si Surya. Aku pun kaget bukan kepalang.
Meskipun malam ini Kakakku pergi dengan teman–temannya, tapi tetap saja
perasaan takut ini terlintas di hatiku. Aku takut Kakaku melihat Surya
di sini.
“Surya! ngapain lagi kamu kesini? nanti kalau Kakakku tahu bisa lebih parah urusannya”
“Cha, aku cuma mau nanya kenapa telpon ku gak diangkat tadi? aku kan gak
bisa sehari aja tanpa ada kabarmu. Aku rindu suaramu Ichaku sayang”
“Cukup Surya, semua itu karena ego dan sifat kekurang dewasaanmu! aku
tertekan! setiap kali yang kupikirkan adalah hubungan kita tapi kamu
malah membuatku terpojok gini. Ketika keluargaku memaksa untuk
menjadikanku seperti apa yang merea inginkan kamu seharusnya
memotivasiku membuatku semangat menjalani hari–hariku untuk lebih
berwarna. Sedangkan kamu hanya bisa mengatakan cinta, cinta, tapi tak
mau membuktikannya dengan keluargaku”
“Tapi Cha.”
“Icha!” Belum aja Surya berkata, tiba–tiba ada yang berteriak dengan suara khasnya dan aku pun tak asing lagi dengan suara itu.
“Kak Rany, Kak Wahyu kalian udah pulang?”
“Jadi kamu diam–diam ketemuan ketika Kakakmu pergi? bagus ya!”
“Icha kamu masuk! dan kamu Yani pulang sekarang!”
“Iya Kak” Jawab Yani dan dia pun langsung pergi meninggalkan kami semua.
“BUUGGHHH” Hantaman kepalan tangan Kak Wahyu menyentuh perut Surya. Dan aku hanya bisa menangis melihat semua ini.
“Lebih baik kamu pulang sekarang anak brandal!” Bentak Kak Rany dengan
mengeluarkan kata–kata yang tak sepantasnya keluar dari mulutnya.
“Suryaaaa!” Teriaku sambil berlari memeluknya.
“Maafkan aku, tak ada niat sedikit pun aku menyakitimu. Tapi keadaanlah
yang membuat kita seperti ini. Percayalah kau akan temukan wanita yang
jauh lebih baik dariku yang mampu membuatmu jauh lebih baik dari segi
apapun dan yang pasti bukan aku”
“Cha..”
“Sudah Icha, terlalu baik kamu buatnya! ayoo masuk!” Bentak Kak Rhany sambil menariku masuk ke kamar dan menguncinya.
“Pulang kamu sekarang!” Usir Kak Wahyu yang saat itu masih menanti Surya beranjak Kaki dari situ. Dan akhirnya Surya pun pergi.
“Yakinlah Cha, Kakak lakukan ini karena kami sayang sama kamu” Hanya
kata itu yang kudengar dari Kak Wahyu dan Kak Rany di balik pintu
kamarku. Aku pun hanya terdiam menahan tangis lara hati.
Sejak kejadian itu aku dan Surya tidak pernah berhubungan lagi. Aku
percaya ya Tuhan semua atas kehendakmu dan jika aku berjodoh dengannya
satukanlah cinta kami dengan sentuhan lembut tanganmu dan atas dasar
restumu. Dan jika aku tak berjodoh dengannya, doaku ya Tuhan buatlah dia
bahagia dengan wanita pilihanmu yang jauh bisa membuat dia merasa
sempurna.
Home »Unlabelled » Cinta Tak Direstui Konten Lain di Sini
Agen Judi MGMCASH88 Online Terbesar Dan Terpercaya Indonesia.
BalasHapusBergabunglah Bersama Kami Para Member Yang Setia Di MGMCASH88,
Bagi Anda Yang Belum mempunyai ID , Silahkan Melakukan Registrasi (Daftar).
Hanya 1 Rekening Anda Sudah Bisa Bermain Semua Game yang ada DI MGMcash88
Ini adalah list game yang ada di MGMcash88 :
- SBOBET BOLA
- SBOBET CASINO
- ION CASINO
- MAXBET
- TANGKAS 365
- 368bet
- SABUNG AYAM
- CBO855
Tersedia Game Baru kami Fish Hunter ( Tembak Ikan )
PROMO BANDAR ONLINE MGMCASH88 :
-Bonus Depo Bola 50%
-Bonus Cashback Bola 5% - 10%
-Bonus Depo Casino 3%
-Bonus Rollingan Casino 0.7%
-Bonus Referal Bola 3% MenangKalah teman
-Bonus Referal Casino 1% MenangKalah teman
Costumer Service 24 Jam Online :
Pin BBM : 7B2Ec260
Pin BBM khusus : mgmcash8
Whatsapp atau nomor sms :
+66615620266
YM : mgmcash88