Di Bali
Devi Pramesti adalah gadis remaja yang cantik, ber usia 17 tahun,
rambutnya lurus,hitam, panjang sepinggang. Dia terlahir dari keluarga
kaya raya di kuta Bali pulau Dewata.
Dia anak semata wayang dari
pasangan I Made Komang Suade dan Ny Wayan Sri, tak ayal dia sangat di
sayang oleh ayah dan ibunya, sangat dimanja, apa yang diminta pasti di
turuti, namun tidak soal jodohnya, Devi telah di jodohkan dengan I Gusti
Kerti Putra, laki-laki yang tidak sama sekali dia cintai, karna Devi
telah memiliki pujaan hati yang sangat dia cintai.
|
Kisah Cinta Gadis Bali |
Saat ini Devi masih duduk di kelas 3 SMA di Bali, dia termasuk siswi
terpintar dan tercantik di sekolahnya,tak heran jika banyak yang
menyukainya,dan tidak sedikit cowok-cowok harus berkali-kali gigit jari
karna di tolak oleh Devi, namun Devi menolak mereka dengan kata sehalus
mungkin dan memberikan pengertian kepada cowok-cowok itu,dan menawarkan
untuk jadi teman, dan merka pun menerima keputusan Devi dengan lapang
dada dan penuh pengertian dan tidak ada rasa membenci satu sama lain ,
malah mereka sangat akrab, saling bertukar pikiran,curhat,bercanda dan
lain-lain.
Kecantikan,kepandaian,kekayaan yang dimilikinya tidak membuat Devi
tinggi hati, bahkan dia malah rendah hati,baik,suka membantu teman dan
orang-orang yang membutuhkan bantuan, itu lah sebabnya dia memiliki
banyak teman, hanya saja dia belum mempunyai pacar, karna dia tidak mau
konsentrasi belajarnya terganggu, dia ingin mencapai cita-cita nya untuk
jadi Dokter, kedua orang tuanya pun sangat antusias dengan cita-cita
puteri tersayangnya itu.
Akhirnya masa sekolah Devi berakhir, dan dia menginginkan
melanjutkan kuliah kedokteran di Jakarta,namun ayahnya tidak setuju jika
Devi harus ke Jakarta , karna di Bali juga ad Fakultas kedokteran, dan
ayahnya belum siap untuk melepas Devi ke Jakarta lantaran di sana tidak
memiliki sanak saudara. Soal masa depan anak, ayahnya memang sangat
keras, tapi itu dia lakukan karna dia sangat menyayangi puterinya,dia
tidak mau puterinya sampai terlantar dan tidak bahagia masa depannya,
dan ayah nya sangat menginginkan kelak Devi menikah dengan pemuda yang
derajatnya setara dengan keluarganya bahkan lebih tinggi derajatnya dari
mereka.
Namun berbeda dengan ibunya, dia tidak sekeras ayahnya,ibunya tidak
banyak komentar tentang jodohnya di hari kelak, karna dia yakin jodoh
sudah di atur oleh Sang Hyang Widi. Dan tidak mungkin dapat melawan
takdir kehidupan, baginya hidup,jodoh,kematian, sudah di atur sejak
manusia masih dalam kandungan.
Namun kali ini Devi menentang
keinginan ayahnya, dia belum ingin menikah,dia ingin menggapai
cita-citanya dulu, baru memikirkan rumah tangganya.
Ke keras kepalaan
ayahnya membuat devi setiap malam hanya menangis, dan membuat dia
sakit. Ayah dan ibunya akhirnya menyetujui keinginan Devi untuk kuliah
di Ibu Kota, dengan syarat sang ibu harus ikut bersamanya, hingga
kuliahnya tuntas, Devi sangat gembira dengan keputusan ayah dan ibunya
itu,.
Terbang ke Jakarta
Seminggu kemudian Devi mempersiapkan
perlengkapannya untuk kuliah di Jakarta, tidak terkecuali ibunya juga,
ayahnya telah mempersiapkan tiket pesawat untuknya dan ibunya 2 hari
yang lalu.
Keesokan harinya mereka terbang ke Jakarta, ayahnya
melepas kepergian mereka dengan derai air mata kesedihan karna harus
berpisah dengan istri dan putri tersayangnya hingga study nya selesai,
sebelum pergi Devi menyempatkan memeluk dan mencium ayahnya.
Setelah
sampai di Jakarta, mereka tidak membuang waktu, mereka mencari kontrakan
yang tidak jauh dari kampus yang akan menjadi tempat belajar Devi
selama kuliah di Universitas ini.
Akhirnya mereka mendapatkan kontrakan sebuah rumah yang lokasinya
dapat di bilang Strategis, bahkan sangat dekat dengan lokasi perkuliahan
kedokteran itu, sebetulnya bukan hanya Devi dan ibunya yang mengontrak
rumah di situ, rata-rata penghuni di sini semua ngontrak,dan mereka
bukan dari kalangan orang kya seperti layaknya keluarga Devi, di
lingkungan itu 80% penghuninya semua mahasiswa dari berbagai Fakultas
dan beragai Universitas, dan pastinya mereka hanya 10% dari kalangan
kaya, 40% kalangan menengah, 50% dari kalangan mahasiswa yang kuliah
sambil bekerja demi membiayai kuliah mereka.
Semua penghuni kontrakan
di lingkungan itu terlihat sangat ramah,memiliki tenggang rasa terhadap
sesama, rukun, itu terlihat dari cara mereka yang saling tolong
menolong antar tetangga, dan sangat welcome terhadap penghuni baru,
bahkan di lingkungan itu ada ketua RT,yang mengharuskan Devi dan ibunya
melapor untuk mendaftar sebagai warga baru, ketua RT itu ternyata
seorang Mahasiswa di Fakultas kedokteran,dan sedang menyelesaikan S1
nya.
Universitas Kedokteran
Hari pertama Devi masuk kuliah
suasana nya tidak begitu ramai,karna situasinya masih dalam masa
penerimaan mahasiswa baru. Devi mendaftar ke Fakultas kedokteran di
antar oleh ibunya.
Selama menunggu pengumuman dari kampus,Devi memanfaatkan waktu untuk belajar, karna itu sudah kegiatan rutinnya semasa SMA dulu,
Devi
dan ibunya sepakat untuk hidup hemat selama mereka di Ibu Kota,maka
dari itu ibunya yang pandai memasak memanfaatkan peluang bisnis warung
nasi, karna di lingkungan tempat mereka tinggal jauh dari tempat makan,
paling dekat berjarak 1km, dalam benak ibunya itu suatu peluang yang
sangat besar, karna penduduk lain tidak perlu bersusah payah mencari
tempat makan, tapi sebelumnya Ny Wayan Sri minta ijin usaha ke ketua RT
setempat, alhasil ketua RT menyetujui permohonan tersebut.
2 hari kemudian Ny Wayan meresmikan warung nasi nya yang telah menarik perhatian semua kalangan penduduk di lingkungan itu,
“Wah
bu Wayan, masakan ibu benar-benar mantap,saya yakin teman-teman disini
pasti sangat menyukai masakan bu Wayan,dan tentunya saya akan jadi
pelanggan setia bu Wayan,” Ujar ketua RT dengan senyum lebar karna
merasa puas dengan masakan bu Wayan.
“ah pak RT bisa saja memuji orang” jawab Ny Wayan dengan senyum ramahnya
“tapi
memang kenyataan nya masakan ibu ini benar-benar menggoyang lidah, wah
bu pangil saja saya Hendi bu,lucu kalau saya di panggila bapak, emang
saya sudah kelihatan bapak-bapak?” lanjut pak RT yang bernama Hendi itu
“Iya
nak hendi maafkan ibu,mana mungkin nak Hendi sudah bapak-bapak, nak
Hendi masih terlihat sangat muda,tampan,calon Dokter lagi..” puji Ny
Wayan Sri dengan logat khas Bali-nya
“ah ibu bisa saja,oke bu kalau begitu saya permisi dulu”
“Iya, sering-sering datang kemari untuk mencicipi masakan ibu yang lain”
“Sudah
pasti kalau itu bu wayan, mari bu” Ujar Hendi seraya pergi meninggalkan
warung Ny Wayan Sri dengan senyum tidak lepas dari bibirnya.
“Devi,Bantu Mamek ye Bereskan Piring-piring ini”
“Siap Boooss”
Mama ku sayang
Tidak
disangka setelah jam istirahat banyak sekali yang berdatangan ke warung
Ny Wayan untuk makan,membuat Ny Wayan sangat kelelahan,karna baru kali
ini dia merasakan berjualan,apalagi pengunjung sangat ramai,.
Belum
sampai sore dagangan Ny Wayan sudah ludes, dan dia akan memasak lagi,
tapi mana mungkin dia akan melakukannya seorang diri,sedangkan Devi ke
Kampus untuk melihat pengumuman,akhirnya Ny Wayan terpaksa memasak
lagi,tapi tidak terlalu banyak,ia memasak untuk di jual saat jam pulang
kerja atau pulang kuliah.
“ Mama,, Devi pulang”
“ Gimana hasil tes kamu Devi ? apa diterima ?”
“ Devi di terima ma,dan besok devi mulai kuliah,”
“ Syukurlah Devi, oh ya, bantu mama jualan ya, tapi kamu ganti baju lalu makan ,baru bantu mama di warung”
“Oke
deh mama ku sayang,” Devi mencium pipi ibunya,dan bergegas melaksanakan
perintas ibunya, karna dia tidak mau mengecewakan ibunya.
~҉~
Devi membantu mamanya di warung dengan semangat 45, dia melayani pembeli yang mulai ramai dengan senyum ramah terhadap pembeli.
Pukul 21.00 warungpun tutup,karna masakan juga sudah habis terjual, Devi langsung mandi setelah membereskan warung
Ny Wayan menghitung pendapatan pertamanya,
“ Dapat berapa ma hasil warung kita, ?” Tanya Devi sambil memeluk ibunya dari belakang.
“ Lumayan lah nak,total semua 2,7 juta, dipotong modal pertama sebesar 900 ribu”
“ Wah banyak banget ma,, tapi mama kecapean banget ya, Devi pijitin ya” seraya memijit ibunya depi melanjutkan ucapannya
“ Ayah lagi apa ya ma di Bali, Devi kangen sama Ayah”
“ Tadi sih ayah mu telpon, dia bilang mala mini dia mau nginap dirumah nenek,”
Devi manggut-manggut
“
Sepertinya, mama membutuhkan 2 atau 3 orang untuk membantu mama di
warung, mama kewalahan sekali kalau pembelinya banyak,dan tidak ada yang
membantu mama, bisa kamu carikan nak?”
“ iya juga sih ma, kasihan
mama, ya sudah besok Devi Tanya sama teman-teman Devi siapa tahu mereka
punya kenalan yang bisa bantu kita di warung”
“ Yasudah kamu tidur sana, besok kamu harus kuliah kan “
“oke boss”
Devi
langsung pergi tidur, sedangkan ibu nya menyiapkan peralatan untuk
besok kembali berjualan,. Setelah selesai Ny Wayan langsung istirahat,
karna tubuhnya terasa sangat letih setelah berjualan hingga malam hari.
Belajar Masak
Pagi-pagi
sekali Ny Wayan sudah bangun,walaupun matanya masih mengantuk, tapi dia
tetap berusaha untuk membuka matanya, Ny Wayan membuat secangkir kopi,
untuk mengurangi rasa kantuk yang melandanya. Ny Wayan memasak nasi,
kemudian menyiapkan 2kg daging sapi untuk rendang, 2kg ikan mas, dan
sayur mayur lainnya sebagai pelengkap, semua dilakukannya seorang diri,
dia tidak mau membangunkan putrinya,karna tidak ingin mengganggu
istirahat nya.
Setelah pukul 05.00 Devi terjaga dari tidur nya, dia
langsung ke kamar mandi untuk membasuh mukanya, setelah itu tanpa di
perintah Devi membantu ibunya,
“ Mama kok gak ng-bangunin Devi sih,
kan Devi juga mau bantuin mama, sekalian Devi belajar masak ,,” Devi
sedikit memasang muka cemberut
“ E E Ee eh,gadis mama sudah bangun,
pagi-pagi sudah cemberut, sudah jangan cemberut,mama sengaja tidak
bangunin Devi,karna mama lihat devi pulas sekali tidurnya, ya sudah kalu
Devi mau belajar masak, tuh ikan belum di goreng” Ny wayan menunjukkan
ikan yang di maksud sambil menggoda anak nya,
“ Jangan sampai gosong ya sayang ikannya” Ny Wayan mengingatkan Devi
“Iya
mama,masa Cuma goreng ikan saja sampai gosong,Devi juga kan pernah
goreng ikan waktu mama dulu di rawat di rumah sakit,dan masakan devi
enak loh kata ayah”
“ Alah kamu, masak air saja gosong, hahaha” timpal ibunya bercanda
“AAAAAHHH mama” Devi merengek karna di ledek ibunya
Devi pun menggoreng ikan mas dengan sangat hati-hati karna dia ingin membuktikan jika ikan goreng yang dia buat sangat enak.
Setelah
semua selesai Devi langsung mandi dan bersiap untuk kuliah, karna ini
adalah hari pertama dia jadi mahasiswi dia sangat semangat, semoga saja
ya semangatnya tk pernah pudar sampai Devi di Wisuda.
I Made Chandra
Di
kampus,Devi belum memiliki banyak teman, baru sekitar 4 orang
temannya,itu pun cewek semua dan berbeda jurusan, Dian salah satu teman
Devi yang sangat dekat dengannya sejak awal perkenalan nya sewaktu
pendaftaran.
“ Dian, apa kamu punya kenalan yang bisa masak,?”
“ Ada sih, memang buat apa kamu Dev orang itu ?”
“
Mama ku lagi butuh karyawan untuk ngebantuin di warung, setidaknya dia
bisa masak nasi, rajin, ulet, jujur, soal umur gak jadi masalah”
“
Hmm gitu, aku punya 2 kenalan,yang aku tau kalo Rani orangnya memang
rajin,pintar masak, orangnya sederhana,maklum dia dari kampung,
kebetulan dia juga lagi butuh pekerjaan,”
“ yang bener yan ? yaudah sehabis kuliah nanti kita temui teman kamu itu”
“oke lah, eh aku ada jam nih, aku duluan ya”
“ Ya cantik”
“Daaahh” Dian pergi seraya melambaikan tangan nya
Devi duduk di taman sambil membaca buku,karna dia baru ada jam sekitar 20 menit lagi.
“ Devi ? Devi kan ?”
Devi terhenyak kaget karna yang memanggilnya itu suara laki-laki
“ Kamu ,, Kamu Made Chandra kan ?”
“ Iya ini aku Chandra,teman mu waktu kecil dulu, kamu sedang apa di sini ? ‘’
“ Aku kuliah disini, kamu sendiri, ngapain disini ? kuliah juga? Fakultas apa ?”
“ Oh, Aku gak kuliah kok, aku kerja disini , mana punya uang aku mau kuliah, lulus SMP saja aku sudah bersyukur Devi,”
“kamu kerja apa Made di sini ? “
“ Aku kerja di kantin,kalau kamu mau ke kantin, aku ada di kantin yang dekat dengan mushola itu. “
“Gampang
lah, yasudah, aku masuk dulu ya, aku ada kelas,, daah” Devi pergi
meninggalkan Made Chandra, dan Made pun pergi ke tempatnya bekerja
“ Gak nyangka banget sih,aku ketemu dia disini, apa sudah jodoh ya” ucap Devi dalam hati ambil menuju kelas nya
Setelah mata kuliah Devi selesai, Devi langsung ke kantin,
Dia
mencari-cari kantin yang di tunjukkan oleh Made tadi, akhirnya devi
melihat Made sedang melayani pembeli, dia ingin menggoda Made sebagai
pembeli
“ Bli, jus Jeruk 1 ya Bli” Devi menggoda Made,
“ Baik mbak
nanti saya antar ke meja mbak, “ jawab Made tapi dia tidak
memperhatikan siapa yang memesan jus jeruk tadi, lantas dia langsung
membuatkan jus jeruk pesanan Devi,
“ Silahkan mbak” kata Made ramah
“ Terima kasih Made,” Kata Devi sambil tersenyum manis
Made menoleh
“ Oh kamu Devi, aku pikir siapa, aku kira kamu gak akan mau ke kantin ku”
”
Tidak mungkin lah Made aku tidak mau, aku juga kan sekalian ingin
ketemu kamu, kan sudah lama kita tidak bertemu,tapi kamu kok masih inget
sih sama aku ?”
“ Tentu aku masih ingat,mana mungkin aku lupa sama sahabatku sendiri, tapi kamu benar-benar sudah berubah”
“ Berubah bagaimana Made ? “ Devi menyelidik
“ Kamu tambah cantik setelah dewasa”
“ Ah kamu bisa saja Made “
“ Ya sudah kalau gitu, aku kerja dulu, nanti kita terus kan setelah aku pulang”
“ Ya sudah, selamat bekerja ya Bli,nanti sore aku tunggu di taman ya”
Made tidak menjawab, dia hanya tersenyum, senyuman itu sudah lama sekali tidak Devi lihat.
Sebetulnya Devi sudah lama memendam perasaan terhadap Made,tapi semua itu dia pendam dalam hati, karna harus focus sekolah dulu.
Sore
itu Devi terlihat sedang duduk di taman sambil membaca buku tentang
ilmu kedokteran, tidak lama kemudian Made menghampiri Devi, dan duduk di
samping Devi.
“Bagaimana kuliah hari ini devi “ Tanya Made setelah duduk bersama Devi
“ Lumayan menyenangkan” Jawab Devi dengan senyuman manis nya
“ Emang apa yang membuat kamu senang ?”
“
Banyak,hari ini hari pertama aku belajar di kampus ini, aku senang
karna teman di kelas ku ramah,baik,tidak ada yang sombong, bahkan mereka
banyak membantu ku”
“ Pasti menyenangkan ya, kamu jauh-jauh dari Bali, hanya untuk menuntut ilmu, aku kagum sama kamu,”
“ iya, ini semua demi cita-cita aku untuk jadi Dokter,”
“mudah-mudahan sang hyang widi meluruskan cita-citamu ya”
“ Itu harapan ku Made,dan aku tak akan putus berdoa dan berusaha untuk mewujudkan mimpi ku”
“ Aku suka semangat mu,oh ya, kamu tinggal dimana ?”
“ gak jauh kok dari sini, kalau kamu ada waktu luang,kamu main ke rumah ku, aku tinggal di Blok A no 35c”
“ Gampang lah bisa di atur,kamu tinggal sama siapa ?”
“ Sama mama, mama juga jualan loh di lingkungan ku, “
“ Jualan apa ?”
“ Makanan, tapi aku kasihan sama mama, dia harus bekerja keras, mudah-mudahan teman nya dian mau membantu mama di warung”
“ Emang mama lagi butuh karyawan ?”
“ Butuh banget, apa kamu punya kenalan yang bisa membantu kami ?”
“ Bagaimana kalau aku saja ?”
“ Emang kamu mau ? kamu kan sudah kerja di kantin, dan gaji nya lumayan,”
“ Kalau kamu memperbolehkan, aku sangat mau membantu mama kamu, karna mama kamu sudah seperti mama ku sendiri”
“ Yasudah kalau kamu mau, nanti aku bilang sama mama”
“ Apa aku boleh ikut kerumah kamu?”
“tentu boleh dong Made,kamu kan sahabat ku”
Devi
dan Made pun berjalan bersama menuju rumah Devi, sepanjang jalan mereka
terlihat saling bercanda satu sama lain,mereka saling bertanya jawab
tentang pasangan mereka
“ Devi,sudah berapa mantan pacar kamu ?”
“ Aduh Made Made, aku ini belum pernah punya pacar Made, aku ingin focus dengan cita-cita aku dulu, baru cari pendamping hidup.”
“
Ah yang bener aja,masa gadis secantik,sepintar,dan sebaik kamu tidak
punya pacar? Gak mungkin banget kan kalo gak ada yang mau sama kamu,
Cuma orang terbodoh di dunia kalo orang itu tidak suka sama kamu”
“
Made, Bukan nya aku bermaksud sombong, kalau yang menyatakan cinta sama
Devi bukan sedikit, tapi hamper cowok-cowok di sekolahku nembak aku,
tapi aku tolak.”
“ Wah merana dong mereka, hahaha,, siapa ya yang bisa menyentuh hati kamu Devi, pasti dia cowok yang tampan,kaya,pintar”
“
Kamu Made,kamu satu-satu nya orang yang bisa buat aku jatuh cinta,”
namun ucapan itu hanya di simpan di dalam lubuk hatinya yang paling
dalam.
“ Ah tidak seperti itu Made, Devi tidak pernah menilai laki-laki dari kelebihan atau kekurangan nya, “
“ Lalu dari apa Devi” Tanya Made penasaran
“ Devi juga tidak tahu Made, kan Devi belum pernah pacaran
“ Tapi kalau jatuh cinta sudah kan, siapa cinta pertama mu? “
Devi tidak menjawab pertanyaan Made,Devi mengalihkan pembicaraan mereka,
“ oh ya Made, sejak kapan kamu berada di Jakarta ? “
“
Kalau tidak salah sejak kita Lulus SMP,dan waktu kita bermain di sawah
kamu, itu hari terakhir aku melihat kamu, dan hari terakhir aku ada di
Bali”
“ Lama juga ya, sudah 3 tahun lebih itu made”
“ Ya kurang lebih seperti itu”
“ Ayah dan Ibu mu juga pindah ke Jakarta? “
Made hanya terdiam,terlihat di sudut matanya meneteskan air mata
“
Kamu menangis Made ? kamu kenapa? Apa Devi salah ? maafkan Devi Made,
Devi tidak bermaksud menyakiti hati Made” Devi kebingungan dan merasa
bersalah kepada Made karna telah membuat Made sedih
“ Kamu tidak salah Devi, Ayah dan Ibu Sudah meninggal” made meneteskan air mata
“ Maafkan Devi ,Devi tidak tahu, Devi tidak bermaksud membuat Made teringat sama Ayah dan ibu”
“ Tidak apa Devi, oh iya rumah Devi masih jauh tak ?”
“ Kita sudah sampai Made, ini rumah Devi,” “Mama, Devi pulang”
“ Sama siapa kamu Devi ? siapa laki-laki ini ?”
“ Saya I Made Chandra bu, saya putra bapak Ketut Sangaji” Made yang menjawab
“ Oh kamu Made, sudah dewasa kamu,”
“ Ya iya lah ma,Devi saja sudah besar” ssambung devi
“ silahkan duduk, maaf suasana rumah kami berantakan, maklum tidak keburu, sibuk di warung”
“ terima kasih bu, ah tidak apa-apa, malah kontrakan saya seperti Pesawat Sukoi yang meledak”
“ Ah bisa saja kamu, ketemu di mana sama Devi? “
“ Kebetulan Made kerja di kantin tempat Devi kuliah bu, jadi Made bertemu Devi di kampus,”
“Bagai mana kabar orang tua mua? “
“ Ayah sama Ibu sudah pulang ke pangkuan Hyang Widi 2 tahun yang lalu”
“jadi Ayah dan Ibu sudah tidak ada? Ibu turut berduka cita, “
“ Terima kasih bu”
“ Sebentar ya, ibu ke belakang dulu”
Made
hanya mengangguk,Made melihat sekeliling, rumah yang di katakana kurang
terawatt ternyata sangat nyaman, di sudut ruangan terlihat ada tempat
ibadah, tidak lama kemudian Devi keluar membawakan segelas minuman dan
sepiring kue buatan ibu nya.
“ Maaf Made, hanya ini yang bisa kami suguhkan”
“ Ah tidak usah repot-repot begitu Dev, aku jadi tidak enak”
“
Oh iya,tadi Devi sudah bicara sama mama,kata mama kalu kamu mau, kamu
boleh membantu mama, tapi bagai mana dengan pekerjaan mu “
“Soal kerjaan di kantin masalah gampang, aku bisa tinggalkan dan aku akan membantu kamu dan mama mu di sini”
Kemudian Ny Wayan keluar dan ikut duduk mengobrol
“ yang benar Made kamu mau membantu ibu? “
“ Ya bu,saya juga bisa memasak bu,”
“
Wah kebetulan sekali, baiklah tapi ibu tidak bisa member upah yang
besar, maklum lah warung kita kan hanya warung makan kecil saja”
“ Gak usah mikirin upah saya bu,tidak di upah pun saya mau, karna ibu sudah Made anggan seperti ibu Made sendiri”
“
Ah kamu, silahkan di cicipi, ibu mau ke warung dulu ya, ada yng mau
makan tuh, kamu santai dulu saja di sini, besok baru kamu boleh kerja”
“ Baik bu”
Ny Wayan pergi ke warung untuk melayani orang yang akan makan sore itu. Tidak lama terdengar pintu di ketuk oleh seseorang
Tok tok tok
“ Permisi, Devi”
“ Iya,,, oh kamu dian , silahkan masuk”
Dian dating kerumah Devi dengan seorang gadis muda,paras nya manis, kelihatan nya dia sangat lugu dan pemalu
“ Oh iya Dev, kenalin ini teman ku yang aku ceritakan tadi pagi”
“ Devi”
“ Rani”
“ Ini pacar kamu dev? Kok gak cerita sih sama dian “
“ Ah bukan, kenalkan ini Made Chandra sahabt kecil ku dulu sewaktu masih di Bali”
Made
dan Dian pun bersalaman, kemudian mereka membicarakan soal pekerjaan
yang di tawarkan Ny Wayan, Made dan Rani setuju dengan system pekerjaan,
upah, peraturan , lalu setelah selesai Made pamit pulang, dia berjanji
akan dating lagi besik pagi, Dian pun pamit pulang, tapi Rani tidak,
kara Devi meminta Rani menginap di rumahnya.
Berkenalan
Pagi-pagi
sekali Made sudah datang kerumah Devi,dia langsung mengerjakan apa yang
seharusnya dia kerjakan, di sana sudah terlihat ada Rani yang sedang
memasak, Devi juga sudah bangun dan ikut membantu ibunya.
Setelah
barang dgangn siap Made menyusun di warung,Rani menyiapkan piring, Ny
Wayan pergi ke pasar untuk membeli bahan , sedangkan Devi sudah bersiap
untuk kuliah. Setelah sarapan bersama mereka melakukan aktivitas merek
masing-masing. Devi berangkat kuliah dengan Dian yang menjemputnya,.
Banyak
sekali mahasiswa cowok memperhtikan merek berdua, karna Devi dan Dian
termasuk mahasiswi baru yang cantik,. Ketika mereka duduk di Taman
kampus, ada seorang cowok menghampiri mereka,
“ Maaf, apa boleh saya ikut bergabung duduk di sini ? “
“ Silahkan mas” Jawab Dian
“ Buset nih cowok ganteng banget” Gumam Dian dalam hati
“ Kenalin, saya Rio dari fakultas Ekonomi semester 3”
“ Dian” dian menyambut perkenalan dengan menjabat tangan Rio
“ Devi” Devi juga melakukan hal yang sama seraya dia tersenyum
“ Kalian berdua anak baru ya , Fakultas apa ? “ Tanya Rio
“ Kalau saya di Fakultas Hukum,dan Devi di Fakultas Kedokteran”
“ Oh begitu, oh ya, nanti pulang kuliah jam berapa? Tanya Rio tiba-tiba
“ Biasa nya kami pulang jam 3 “ jawab Dian
“ Sebagai tanda perkenalan kita,gimana kalau nanti saya traktir kalian” Rio menawarkan untuk mentraktir
“ Aku sih mau-mau aja,kebetulan aku lagi gak sibuk” kata Dian
“ Kalau Devi gimana ?”
“ Maaf Rio, bukan saya tidak menghargai tawaran kamu, tapi saya harus membantu mama saya di rumah” jawab Devi dengan senyum
“ Yasudah tidak apa-apa, oke kalau gitu nanti pulang kuliah saya jemput kamu ya dian”
“ Oke deh, yuk Dev kita ke kelas”
Devi dan Dian pun pergi ke kelas masing-masing.
Di
dalam kelas, Devi tidak focus belajar karna banyak sekali cowok yang
menggoda dia,hilang kesabaran Devi,akhirnya Devi meneriaki mereka yang
mengakibatkan dia harus mendapat hukuman, Devi tidak di perbolehkan
mengikuti pelajaran hari ini, dengan berat ahti Devi meninggalkan kelas.
Devi duduk di taman lagi, lalu seorang cowok menghampiri nya,
“ Devi, kok kamu gak masuk kelas ? katanya kamu ada jam”
“ ehhh Rio,aku di hukum”
“ emang kamu salah apa ?”
“ gak tauk akh,yaudah aku mau pulang”
“ Devi tunggu”
“ Ada apa ? “
“ Boleh aku mampir kerumah mu “
“ Boleh,ya sudah aku duluan yah,” Devi bergegas pergi tanpa menghiraukan Rio lagi
Sepanjang
jalan Devi memikirkan akan pergi kemana, tidak mungkin dia pulang,
nanti ibu nya malah marah sama dia. Akhirnya Devi menyetop Taksi dia
menuju toko buku terdekat.
Ulang Tahun
Devi mencari buku
tentang ilmu kedokteran,setelah mendapatkan buku Devi merasa perutnya
mulai lapar, karna waktu itu sudah pukul 2 siang, akhirnya Devi pulang.
Ketika
dia sampai dirumah, dia sedikit terkejut karna tidak ada orang di
rumah,dia mencari di warung tapi warung tutup,Devi terlihat bingung, dia
menetes kan air mata karna tidak ada orang di rumah.
Pergi kemana mama,Rani,dan Made ? Devi menghubungi no mama nya, tapi tidak ada jawaban, akhirnya Devi kembali masuk kerumahnya.
Devi
langsung menuju kamarnya yang terletak di lantai 2, tapi lampu di atas
padam membuat suasana ruangan gelap, Devi meraba-raba dinding untuk
mencari stop kontak lampu, setelah meneukan nya lantas Devi langsung
menghidupkan nya, sekali lagi Devi terkejut.
“ Happy Birhtday to you
happy birthday Devi” Kata Ny Wayan setelah Devi menghidupkan lampu,Devi
sangat terkejut atas kejutan yang di berikan ibunya. Perasaan nya tidak
karuan antara senang,sedih,terharu menjadi satu, Devi langsung memeluk
dan mencium ibunya.
“ Selamat ulang tahun ya Devi, ini aku punya sesuatu buat kamu” kata Made kemudian
“ Terima kasih Made,”
“ Selamat ya mbak, semoga panjang umur” kata Rani pula
Ny Wayan melangkah kea rah sudut ruangan dan mengambil kado untuk Devi
“ Ini hadiah dari mama buat kamu sayang” Ny Wayan menyerahkan bingkisan
“ Apa ini ma? “
“ Buka saja biar kamu tahu”
Kemudian Devi membuka kado dari ibunya, ternyata isi nya sebuah handphone baru
“sengaja mama belikan handphone baru buat kamu, mama lihat handphone kamu sudah tidak jaman lagi”
Memang
Handphone yang di miliki Devi sudah tidak jaman, Devi memeluk lagi mama
nya,kemudian Devi membuka kado dari Made, isi dalam bingkisan itu
berupa boneka yang sangat di sukai oleh Devi,lalu Rani memberikan kado
juga yang berupa jam tangan.
“ Yasudah sekarang waktunya tiup lilin,” ujar Ny Wayan kemudian.
Setelah pesta ulang tahun selesai,Devi memanggil Made dan mengajak nya pergi ke halaman rumah.
“
Made,terima kasih kamu sudah member Devi boneka yang Devi sukai” kata
Devi setelah mereka duduk di bawah pohon mangga yang rindang.
“ Sama-sama, tapi maaf itu bukan barang yang mahal”
“ Harga tidak penting Made,yang penting itu keikhlasan”
“ kalu soal itu sudah pasti saya ikhlas”
“ tapi kamu tahu dari mana saya suka boneka itu ? “
“ Kamu lupa ya, dulu sewaktu di kampung,kamu kan pernah bilang sama Made, Made lihat di kamar kamu belum ada boneka itu”
“ Wah Made jahat masuk-masuk kamar Devi, tidak melihat barang-barang pribadi devi kan” Devi menyelidik
“
Maaf Devi,bukan maksud Made kurang ajar tapi bagaimana Made tahu Devi
sudah punya atau belum jika tidak melihat kamar Devi” Made menjelaskan
yang sebenarnya pada Devi
“ oh ya Made,Devi boleh jujur tidak sama Made”
“ Tentu boleh,masa aku mau melarang orang yang mau jujur”
“ tapi Devi takut Made marah sama Devi”
“ Kenapa musti marah ?”
“ karna ini menyangkut hati”
“ Kenapa dengan hati kamu Devi”
“
baiklah, sejujur nya, sudah lama sekali Devi menyimpan rahasia ini,
Devi takut kalau Devi mengatakan nya, Made tidak mau lagi berteman sama
devi”
“ Rahasia apaan sih ? Sdahlah lebih baik kamu mengatakan nya” Made mendesak Devi
“ Devi.. hmm.. Devi sayang sama Made”
“ooohh,, sudah sewajarnya kalau seorang sahabat menyayangi sahabatnya.”
“ Tapi rasa sayang Devi bukan rasa sayang seorang teman, Devi tulus sayang sama Made,Devi cinta sama Made”
Made terdiam mendengar pernyataan Devi,dia bimbang antara percaya atau tidak
“ Apa Made tidak punya perasaan yang sama seperti apa yang Devi rasakan ?”
“ Sejujur nya Made juga sayang sama devi, tapi itu tidak mungkin Devi, kita tidak mungkin bisa bersatu”
“ Kenapa tidak mungkin “
“ Perasaan kita bisa saja sama,sama-sama cinta, tapi derajat kita jauh berbeda Dev”
“ Made,tolong jangan sangkut pautkan derajat dalam perasaan kita” kata devi mata nya mulai berkaca-kaca
“Aku tahu , orang tua kamu pasti tidak menyetujui hubungan kita”
“ Baik lah nanti aku coba bicarakan sama mama”
“ tapi “
“ tidak ada tapi-tapian, kamu sayang kan sama Devi ? “
“ ya “
“
Ya sudah, untuk sementara ini kita Back Street dulu, sampai aku punya
waktu yang pas untuk membicarakan hal ini kepada mama dan ayah” kata
Devi setengah memaksa
“ Baik lah Devi, ayo kita sama mereka lagi, nanti mereka malah curiga,” ajak Made
Devi hanya mengikutinya dari belakang
“ dari mana kamu Devi “ kata Ny Wayan ketika Devi samapi di dalam rumah,
“ Ngobrol sama Made di belakang”
“ yasudah, sekarang kamu lekas mandi,sudah bau “
“ hhehe, iya mama, oh ya ma nanti malem boleh gak Devi pergi ? “
“ Pergi kemana ? “
“Devi ingin jalan-jalan”
“Yasudah, tapi dengan syarat”
“ kok pake syarat sih mam?”
“ mau nggak?”
“ iya deh iya, apa syarat nya, “
“ kamu harus ditemani sama Made”
Alangkah senang nya hati Devi mendengar syarat itu, tapi tidak dia tunjukkan “ Oke deh, Devi mandi dulu”
Kencan Pertama
Setelah waktu menunjukkan pukul 18.30 Devi sudah bersiap-siap untuk pergi bersama Made, dia pamitan sebelum pergi.
Devi
dan Made menunggu taksi di depan gang, tidak lama taksi pun dating,
segera Made menyetop taksi dan mereka naik , mereka menuju Monas.
Sepanjang perjalanan mereka saling bercanda, hingga pak sopir pun ikut
tertawa melihat kelakuan mereka berdua yang tingkahnya seperti anak TK.
Tidak terasa merka sudah sampai di Monas, mereka berjalan bergandengan,
seperti layak nya muda-mudi yang sedang kasmaran . suasana di monas
sangat ramai dengan pengunjung, karna kebetulan mala mini adalah malam
minggu, di sana mereka melihat-lihat berbagai macam pertunjukkan.
Setelah lelah berjalan-jalan Devi mengajak Made duduk-duduk di Taman.
Mereka saling rangkul, sambil mengobrol, bercanda
Tidak
sengaja mata mereka saling beradu,cukup lama mereka saling memandang,
entah siapa yang mulai mereka sudah berciuman dengan hangat.
Devi melihat jam tangan nya sudah menunjukkan pukul 22.12 Devi mengajak Made untuk pulang, takut ibu nya khawatir.
Sepanjang perjalanan Devi tertidur di pelukan Made, dia merasa sangat tenteram berada dalam pelukan Made.
Ketika hamper sampai rumah,Devi di bangunkan
“ Made, terima kasih untuk mala mini, Devi sangat sayang sama Made, jangan pernah tinggalkam Devi” ujar Devi lirih
“ Sama-sama, sampai kapan pun Made akan menjaga kesetiaan cinta kita Devi” balas made penuh kasih
“ Hanya maut yang memisahkan kita Made”
“
Yach, aku berjanji pada mu, dan aku bersumpah, tak akan aku kecewakan
mu” Ujar Made dengan sungguh-sungguh, tak lama suara petir
menyambar,seolah memegang sumpah janji Made kepada Devi,
“ Aku sayang kamu Made” Devi memeluk Made sambil meneteskan air mata.
Made
lalu langsung mengajak Devi pulang, karna akan turun hujan, belum
sampai rumah,mereka sudah di guyur hujan, Made membuka jaket nya dan
menyelimutkannya pada tubuh Devi, sungguh Romantis yang dia lakukan itu
Ketika
sampai di rumah,ternyata ayah nya sudah menungu nya, dari Raut wajah
nya menandakan dia sangat marah melihat Made merangkul Devi.
“ Dari mana kalian !!” bentak ayah Devi
“ ayah,, kapan datang ?” Devi mencoba mengalihkan pembicaraan
“ Jawab, dari mana kamu sama bocah gembel ini !!
“
Dia bukan gembel ayah, dia Made, dia kerja disini membantu mama” Devi
menjelaskan namun ayah nya sudah naik pitam, lantas memukul Made dengan
keras, hingga Made terjungkal.
Devi mencoba menahan ayah nya, namun dia tidak sanggup
“ Kamu tidak pantas dekat-dekat anak saya! Devi sudah saya jodoh kan dengan anak tunggal pengusaha kaya”
Devi
kaget mendengar pernyataan itu, dia langsung lari ke kamarnya, dia
menangis sejadi-jadi nya, Ny Wayan menyusul Devi mencoba menenangkan
Devi, akhirnya Devi berkata jujur pada ibu nya
“ ma,aku sama Made sudah pacaran,”
“ ya mama tahu” kata mama nya tenang
“ Devi sangat mencintai Made, begitu pun Made”
“
Mama mengerti perasaan kamu, tapi kamu tau sendiri, sifat ayah kamu itu
keras, dan tidak mungkin kita membangkang pa yang tlah jadi
kehendaknya”
“ Tapi Devi sama sekali tidak cinta sama calon dari ayah mam, tolong Devi mam” Devi memeluk ibunya sambil menangis
Sementara
itu di luar rumah nya, masih dalam hujan lebat ayah Devi memukuli Made
hingga babak belur, beruntung Hendi melihat kejadian itu, dan langsung
melerai ayah Devi yang sudah kesetanan, bahkan Hendi mengancam akan
melaporkan pak Komang pada polisi dengan tuduhan penganiayaan.
Akhirnya
pak Komang masuk dan membanting pintu, sementara itu Made langsung di
masukkan ke dalam Mobil Hendi dan membawanya kerumah Sakit Terdekat..
Made
langsung mendapat perawatan Intensif, karena lukanya cukup parah. Hasil
Laboratorium Made menderita luka dalam karna pukulan yang sangat keras
di bagian dada nya. Di bagian kepala Made terdapat luka yang cukup
dalam, mengakibatkan dia kehilangan banyak darah.
“ Bagai mana keadaan teman saya dok” kata Hendi ketika Dokter yang menangani Made keluar ruangan,
Tapi Dokter itu tidak langsung menjawab, setelah beberapa saat dia baru mengeluarkan suara
“
Maaf kan kami pak, kami sudah berusaha semampu kami, tapi adik anda
mengalami pendarahan yang cukup hebat di bagian kepala” kata dokter itu
dengan wajah sedih
“ Jadi adik saya meninggal “ kata Hendi yang
mengaku bahwa Made itu adik nya, dia sangat merasa bersalah tidak bisa
menyelamatkan Made
Dokter itu hanya diam, dan mengajak Hendi ke ruangan nya.
Sementara itu Devi sangat cemas menghawatirkan Made, sedangkan ayah nya masih terus mengomeli Devi.
“ Kamu harus nurut apa kata Ayah, ini semua demi kebaikan kamu !” Kata ayah nya
“ Kebaikan apa ! Ayah malah menghancurkan hidup Devi, menghancurkan masa depan Devi !
Plaaakkk !!!
“ayah !! jangan main pukul sama anak sendiri “ sergah mama Devi seraya memeluk Devi memberi perlindungan
“ Pukul saja yah, pukuli Devi seperti ayah memukuli Made, pukul Devi sampai ayah puas ! pukul Devi sampai Devi mati”
“ Diam kamu Devi, ayah tidak mau tahu, minggu depan I Gusti datang kemari bersama keluarga nya, mereka akan melamar kamu”
“ Devi tidak mau, Devi masih ingin Kuliah ayah, Devi belum mau menikah sampai Devi jadi seorang Dokter”
“ Baik lah jika kamu belum mau menikah, tapi turuti ayah, kamu harus menerima lamarn orang tua Gusti!
“ Tapi Devi tidak cinta sama dia, bahkan Devi belum pernah bertemu dia, apa lagi harus mengenal dia”
“
Cinta bisa datang Devi jika kamu sudah bertunangan dengan nya,buat apa
kamu mengharapkan pemuda yang tidak jelas asal usul nya itu”
Devi hanya menangis, ayah nya meninggalkan nya di kamar,
“ Ma, tolong tinggalkan Devi sendiri, Devi sedang tidak ingin di ganggu”
“ Maaf kan mama sayang, mama tidak bisa berbuat apa-apa, mama tidak sanggup melawan kehendak ayah mu”
Devi
hanya mengangguk, Devi kembali menangis hingga larut malam Devi belum
berhenti menangis, Devi menangis bukan karna pukulan ayah nya, tapi Devi
menangisi pemuda yang amat dia sayangi.
Terkekang
Sudah 2
hari Devi mengurung diri dalam kamar nya, ayah dan mama nya sangat cemas
, mama nya membujuk Devi untuk membuka pintu nya, dan Devi pun
membukakan pintu untuk mama nya,
“ Devi, makan ya sayang, sudah 2
hari kamu tidak makan, kamu hanya menangisi Made, kalau kamu sakit ayah
dan mama pasti sedih, apa lagi Made”
“Bukannya ayah lebih senang melihat Devi seperti ini”
“
Tidak,ayah malah sedih melihat Devi seperti ini, nanti mama bujuk ayah
untuk membatalkan rencana ayah untuk menjodohkan kamu dengan Gusti”
“ Sungguh” Kata Devi sedikit bersemangat
“ iya, yang penting kamu makan dulu ya, mama suapin, tadi mama masak kesukaan kamu”
“ iya ma”
Devi makan dengan sangat lahap, bukan hanya karna perut nya lapar, tapi karna mama nya akan menolong nya
“ Ma, bagai mana keadaan Made?”
Mama
nya terdiam “ Made baik-baik saja kok sayang” kata mama nya berbohong,
padahal dia juga tidak tahu keadaan Made yang sebenarnya.
“ Ma, kalu begitu besok devi mau kuliah ya ma”
“ iya sayang, kamu harus capai cita-cita mu itu”
Setelah selesai makan, mama nya keluar, karna Devi bilang dia ingin mandi,
Setelah mandi, Devi mencoba menghubungi Made, namun No ponsel Made tidak dapat di hubungi
“ kok gak aktif sih,, coba lagi, mungking gak dapat sinyal”
Tapi setelah mencoba sampai 7 kali, tidak juga ada tanda” terhubung dengan Made
“ Apa Made marah sama Devi? “ gumam devi dalam hati
Hingga
larut malam, Devi mencoba menghubungi Made,teman Made yang dia kenal,
tapi tidak ada tanda-tanda keberadaan Made, akhirnya Devi merasa lelah
sendiri, dan tertidur.
Keesokan hari nya Devi mencoba lagi menghubungi No poonsel Made, taapi tidak juga aktif
“ Sudah lah, aku harus kuliah dulu baru aku cari yahu di mana Made”
Kemudian Devi berangkat kuliah di antar oleh Sopir ayah nya,tapi setelah sampai kampus, sopir itu di suruh nya langsung pulang.
Seperti biasa Devi duduk-duduk dulu di Taman kampus..
Ketika itu datang lah seorang teman nya yang bernama Hendra yang satu Faultas dengan nya
“Devi. kenapa kamu melamun! Ada apa?” tanya Hendra dengan memegang Devi.
Hendra
membalikkan badannya kebelakang. Yang pada saat itu duduknya masih
berhadapan pada Devi. Serta merta Hendra tersenyum. Lalu berucap “Dev,
itu Dimas.
Temanku di UK3 (Unit Kerohanian Kristen Katolik)”
“Oh.” Devi hanya mengangguk pelan saat itu
Tak lama Dimas mendatangi kami berdua.
“Hendra, kamu dicari Wiwi tuh!” ucapnya kepada Hendra.
“Oh, dimana dia sekarang?” Tanya Hendra
“Dikantin Fakultas Ekonomi!” ucapnya lirih.
“Oh ya, kenalin nich! Temanku” sambil menunjukku
Tak lama dia tersenyum. Aku membalas senyumannya.
“Dimas, Dimas Prabudi lengkapnya!” ucapnya sambil menyodorkan tangannya kepadaku untuk berjabat tangan.
Tangannya putih sekali. Seputih iklan produk pemutih. Jiwa ini berontak
Sungguh, benar-benar inilah yang disebut ujian. Ujian untuk menaikkan tingkat
Kesetiaan.
“Devi,Devi Pramesti lengkapnya” balas Devi dengan merapatkan kedua telapak
Tangan nya kearah dada.
Dengan
serta merta Devi menarik tangannya kembali, serta merapatkan kedua
telapak tangannya kearah dadanya. Dia terlihat mengerti apa yang Devi
maksud.
“Dimas ini ketua UK3 loh, Dev!” ucap Hendra dengan nada suara
yang bermaksud tertentu. Entah apa maksudnya, mungkin dia
memperingatkan Devi untuk berhati-hati dengannya.
Dimas saat itu hanya tersenyum simpul.
“Devi, aku tahu kamu! Kamu adalah mahasiswi Fakultas Kedokteran kan?” ucap Dimas
Devi tersenyum lalu berkata “iya, kok kamu tahu? Apakah kita pernah ketemu?”
“Iya, kita pernah bertemu! Disuatu tempat, ingat-ingatlah kembali!” jawabnya penuh maksud yang tersembunyi
“Hem, dimana yach?” tanya Devi penuh tanda tanya.
“Ada
deh! Pikir dulu aja. Oh ya udah dulu yach, aku masih ada keperluan
lagi. Aku tadi hanya menyampaikan pesannya Wiwi aja kok!” ucap Dimas
Saat
Dimas akan meninggalkan Devi dan Hendra. Tatapan matanya terlihat sendu
mengharapkan sesuatu kepada Devi. Entah apa itu. Devi tak tahu, karena
Devi langsung menundukkan pandangannya.
“iya, hati-hati yach! Kalau ketemu Wiwi bilang, bentar lagi aku kesana. Aku masih ada urusan sama Devi” ucap Hendra.
“Devi,” panggil Hendra
“Iya apa Hend!” ucapnya
“Ganteng, yach?” ucap Hendra
“Siapa?” ucap Devi berlagak tidak tahu. Meskipun Dia tahu yang dimaksud adalah Dimas.
“Ah, kamu. Sok! Dimas maksudku” ucap Hendra mempertegas
Devi tersenyum, “iya, Ganteng! Kenapa?” tanya Devi balik
“Dev, aku kasihan kepada Dimas!”
“Kasihan kenapa?”
“Dimas, adalah anak dari Pendeta Joseph”
“Hem! Lalu kenapa?” tanya Devi penasaran
“Aku kenal Nova sejak kecil, Dev! Dan rumah Dimas berada di sebelah rumahku. Pendeta
Joseph
adalah teman Papaku, Dev. Pendeta Joseph sering memukul Dimas, jika
Dimas tidak mau mengikuti perintah dari Pendeta Joseph. Kamu tahu nggak
Dev. Pernah suatu kali
Dimas di aniaya hingga sekarat!” ujar Hendra
“Lalu, gimana. Apa Pendeta Joseph di laporkan pada polisi ?”tanya Devi
“Nggak Dev!”
“Loh, kenapa?”
“Iya,
karena Dimas telah melanggar peraturan dan dipukul habis-habisan oleh
Pendeta Joseph. Dan keluarganya mengucilkan dia. Dimas pernah disekap
dalam kamarnya. Karena kamar Dimas berhadapan dengan kamar adikku yang
perempuan.
Sehingga aku bisa melihat kondisi Dimas pada saat itu. Benar-benar kasihan dia,.
Pakaiannya
lusuh, dan dia tidak diberikan makanan apapun. Tapi aku dan adikku
sering melemparkan roti kering dan air kemasan kearah kamarnya” Cerita
Hendra dengan serius.
“Hem..!” Devi cuma manggut-manggut
“Sebenarnya, aku juga mau cerita sesuatu kepadamu Dev!”
“Apa, Hend? Masalah tadi? Atau masalah Dimas lagi!”
“Ini bukan masalahku yang tadi Dev! Tetapi ini masih ada hubungannya dengan Dimas!”
“Apa itu Hen?” tanya Devi
“Gini
Dev, di UK3 sedang merencanakan program Baksos (Bakti Sosial) ke
desa-desa kumuh. Aku nggak suka dengan program mereka Dev!”
“Loh, kan bagus Hen!” sela Devi
“Bagus sih bagus. Tapi ada yang janggal dari Baksos itu! Kenapa yang melakukan
Baksos
adalah orang-orangnya pendeta Yoseph. Yang aku sesalkan Baksos itu atas
nama dan dana dari kampus. Nah ini kan nggak etis. Seharusnya kalau itu
Baksosnya UK3, ya seharusnya kan mahasiswa-mahasiswi anggota UK3.
Bukannya anak buah pendeta Yoseph. Nah ini yang janggal. Dev. Dan ini
sudah dilaksanakan oleh mereka.” Tutur
Hendra serius.
“Oh, jadi seperti itu yach!” ucapku Devi sejenak.
“Devi, kamu melamun lagi! Ada apa Dev?”
“Oh, nggak Hen! Aku cuma lagi mengingat-ingat aja kok!” jelasnya
“Apa yang sedang kamu ingat-ingat,Dev?”
Devi hanya tersenyum sambil mengatakan
“Ada deh!”
. “Hen, sorry! Aku ada jam sekarang.Besok kita lanjutkan lagi ngobrol kita” ucapnya
Hendri tersenyum sambil mengatakan “Ok, Dev! Ya, besok kita lanjutkan.”
Jilid 11
Ternyata
Made tidak meninggal, sewaktu dokter mengajak Hendi keruangan nya
dokter itu menjelaskan hanya ada satu cara, yaitu harus mengoperasi nya,
dan membutuhan biaya yang cukup besar, sekitar 15 juta,
“ Jika itu memang akan menyelamatkan adik saya, lakukan lah dok” kata Hendi
“ Aku harus menyelamatkan Made, bagai mana pun dia berhak untuk hidup” ucapnya dalam hati,
Hendi
kemudian menanda tangani surat ijin operasi terhadap Made, setelah itu,
dia pamit untuk mengurus administrasi, dia mengambil uang tabungan nya
di bank, setelah urusan selesai kemudian Hendi, pulang ke kontrakan nya,
dan memberitahukan kepada Rani, bahwa jangan pernah bilang pada siapa
pun tentang Made, Rani pun setuju. Tapi Rani terlihat kebingungan
“Saya bingung mas” kata Rani
“ Bingung kenapa, “
“ saya harus kerja di mana lagi, sedangkan warung bu Wayan sudah di tutup sama pak Komang yang kejam itu”
“ Kamu tidak usah khawatir, kamu bisa kerja sama saya disini, kamu bantu saya mengurus rumah ini.”
“ tapi mas, saya tidak mau merepotkan mas”
“
saya bukan nya repot tapi malah saya merasa pekerjaan saya akan lebih
ringan” kata Hendi, lalu dia melanjutkan lagi “ tapi kamu tidak disini
kerja nya”
“ terus dimana mas ? “ Tanya Rani bingung
“ Di kontrakan saya yang baru”
“ Jadi mas Hendi mau pindah gitu”
“ enggak”
“ Lah kok bilangnya kontrakan baru mas hendi”
“ Gini loh, status nya memang kontrakan saya, tapi yang mengurus kamu, sedangkan saya tetap disini”
“ oh gitu, ya sudah saya mau mas, tidak di gaji juga tidak apa-apa, asal saya bisa makan”
“ ah kamu ini, tidak mungkin kalau saya tidak menggaji kamu”
Rani hanya tersenyum
“ Tapi di sana nanti kamu bukan hanya mengurus kontrakan Ran,”
“ lalu apa mas ?” Tanya Rani dengan wajah lugu nya
“ Kamu harus merawat Made sampai dia sembuh ya, saya tahu, kamu pasti mau merawat dia, karna kamu suka kan sama made” Goda Hendi
“ Kok mas Hendi tahu”
“ Semua nya aku tahu.. yasudah kalu gitu kamu saya antar kesana ya”
“ iya mas”
“ eeiitss ada yang lupa,”
“ apa lagi toh mas”
“ kita harus belanja dulu buat kebutuhan kalian nanti”
“ Oke lah” kata Rani
Mereka pun belanja keperluan sehari-hari, setelah selesai Hendi langsung mengantarkan Rani.
Bertemu Made
4 Bulan kemudian, kehidupan Devi berjalan Normal, tapi tidak dengan Made, dia menderita Amnesia.
Saat
itu Devi terpaksa menerima Lamaran I gusti karna ayah nya terus
memaksa, bahkan mengancam Devi akan di berhentikan kuliah jika menolak.
Dan ayah nya mengatakan bahwa Made sudah pergi jauh dan tidak akan
mungkin kembali,,
Ketika itu Devi sedang jalan-jalan di sekitar
Monas, dimana dulu dia bersama Made memadu kasih, kemudian dia menuju
taman tempat pertama kali devi meraskan kehangatan orang yang amat dia
sayangi,
Tapi jantung Devi mendadak berhenti , dia tidak percaya dengan apa yang di lihatnya.
Di taman itu ada sepasang muda-mudi sedang bercanda mereka adalah Made dan Rani, lalu Devi menghampiri mereka.
“ Made, Rani”
“ Mbak Devi, apa kabar”
Plaak!!
Namun bukan jawaban dari Devi yang di dapat oleh Rani, tapi sebuah tamparan
“ Mbak, apa-apaan sih, kok nampar Rani”
“
Kamu yang apa-apaan, kamu bilang tidak tahu menau tentang Made, tapi
ternyata kamu yang menyembunyikan Made dari saya” kata Devi penuh amarah
dan Dendam
“ Mbak, Rani bisa jelas kan”
“ Tidak ada yang perlu di jelaskan, semua sudah jelas, kamu penghianat, kamu diam-diam suka sama pacar saya Made”
“ Mbak,ini Bukan Made”
“ Tidak mungkin, saya tahu betul, dia Made”
“ Dia Bagas mbak”
“ terserahyang aku tahu dia ini Made Chandra kekasih ku, dan kamu telah merebutnya dariku, bahkan meracuni pikiran nya”
Sementara itu Bagas (Made) hanya diam, dia tidak mengerti apa yang mereka ributkan.
“ Sayang, lebih baik kita pergi, buat pa meladeni orang ini, lalu siapa Made yang dia maksud ini” kata Bagas kemudian
“ S A Y A N G ??”
Alangkah hancurnya hati Devi mendengar kalimat itu
Bagas dan Rani pun meninggalkan Devi.
Ucapan
Bagas masih terngiang jelas di telinganya, Devi melangkah dengan hati
yang hancur, dia berjalan sambila menangis, namun tiba-tiba suara
berdenyit ban mobil mengagetkan nya, tak ayal lagi dia tertabrak mobil
yang melaju sangat kencang, hingga sang sopir tidak mampu mengendalikan
stir nya, dan menabrak Devi
Devi terpental, dan tewas seketika
Orang-orang yang ada di situ berhamburan ke TKP
Sang sopir lalu turun, dan alangkah terkejutnya dia, karna yang dia tabrak itu adalah anak nya sendiri.
Pak
Komang menangis sejadi-jadinya, tidak lama kemudian polisi datang dan
menangkap pak Komang, seberapa pun rasa penyesalan nya, tak akan mungkin
bisa merubah hukum yang berlaku terhadap pelanggaran lalu lintas yang
menyebabkab orang meninggal dunia.
Ending
Beberapa bulan
setelah Devi meninggal akhirnya Made menikah dengan Rani,gadis yang
benar-benar tulus menyayangi nya, selalu ada di setiap dia membutuhkan
nya,
..
Itu lah akhir dari perjalanan Cinta Devi si Gadis bali yang berakhir dengan kematian
T A M A T