LEBIH INDAH
Karya Ayuning H. Hamidah
“Aku benci merindukan kamu, tapi aku lebih benci lagi ketika sadar aku
bukan lagi siapa-siapa kamu, satu hal yang menyakitkan dari sebuah
perpisahan yang tidak baik-baik, adalah ketika rindu tak lagi bisa
disampaikan, semuanya terhalang jeruji-jeruji benci, berkali-kali aku
mencoba lari, lari dari kenyataan yang menghampiri, semuanya sia-sia,
kamu pergi..”
Aku menatapi langit-langit kamar yang penuh dengan kehampaan dengan ditemani soundcloud dari Oka yang setiap katanya bergumam ditelingaku, membayangi apa yang telah terjadi walaupun itu seringkali membuat air mataku keluar tiba-tiba. Itu sudah menjadi kebiasaanku sebelum tidur selama kurang lebih 3 bulan ini.
“Ya tuhan, jangan sampai aku memimpikannya malam ini. Aku tidak mau ia hadir dalam mimpiku lagi”. Begitulah doaku setiap aku ingin tidur. Yang dulu berharap bermimpi indah karena kehadirannya dalam mimpiku, kini dia menjadi mimpi buruk bagiku. Karena setiap aku memimpikannya, setelah aku terbangun dari tidurku. Aku sangat merindukan sosoknya, sosok yang selalu mengucapkan selamat pagi padaku setiap hari.
Aku menatapi langit-langit kamar yang penuh dengan kehampaan dengan ditemani soundcloud dari Oka yang setiap katanya bergumam ditelingaku, membayangi apa yang telah terjadi walaupun itu seringkali membuat air mataku keluar tiba-tiba. Itu sudah menjadi kebiasaanku sebelum tidur selama kurang lebih 3 bulan ini.
“Ya tuhan, jangan sampai aku memimpikannya malam ini. Aku tidak mau ia hadir dalam mimpiku lagi”. Begitulah doaku setiap aku ingin tidur. Yang dulu berharap bermimpi indah karena kehadirannya dalam mimpiku, kini dia menjadi mimpi buruk bagiku. Karena setiap aku memimpikannya, setelah aku terbangun dari tidurku. Aku sangat merindukan sosoknya, sosok yang selalu mengucapkan selamat pagi padaku setiap hari.
Lebih Indah |
Setiap pagi, benda yang pertama kali aku cari adalah handphone. Berharap
ada keajaiban menghampiriku, yaitu diucapkan ‘selamat pagi’ oleh
seseorang yang ku harapkan. Tapi, sudah tau itu tidak bakal terjadi, aku
tetap saja melakukan hal itu setiap aku bangun dari tidurku.
Namaku Neila, gadis berjilbab yang suka lemot dan aslinya pemalu tetapi percaya dirinya bisa dikatakan cukup baik kata teman-temanku, aku juga bisa menjadi pendengar yang baik buat orang lain. Bahkan banyak yang bilang kalau aku dewasa..
Sudah menjadi kepribadianku yang selalu memasang muka cemberut layaknya tidak punya semangat hidup. Aku tidak mengerti apa yang telah terjadi pada diriku. Semuanya berawal dari tanggal 19 November 2012. Aku menjadi pribadi yang lemah, yang bisanya diam dan termenung. Tenggelam dalam kesendirian dan kesedihan. Ahh.. aku tidak berharap menjadi seperti itu, tapi apa daya? Betapa bodohnya diriku. Tidak heran teman-temanku sering memanggilku ‘miss galau’ karena kerjaanku hanya galau dan galau..
Menurutku, move on itu susah. Aku telah menjalin hubungan dengan seorang pria yang dulu sewaktu duduk dibangku kelas X, aku sekelas dengannya. Kurang lebih sekitar 14bulan lamanya, tentu saja bukan waktu yang lama menurutku, terlalu banyak kenangan bagiku selama bersamanya. Dan disaat aku sangat menyayanginya, dia pergi. Mungkin itu alasanku yang membuatku susah move on.
“Ada yang punya program movie maker? Aku minta soft copynya dong” Tanyaku kepada teman-teman yang ada di UKS.
“Ga punya, coba kamu download saja di google. Pasti ada” jawab salah satu temaku.
UKS adalah salah satu tempat yang bisa menghapuskan galauku sejenak. Karena kehadiran teman-teman yang bisa menghiburku. Selain UKS, tempat favoriteku untuk bisa melepas tawa adalah sekre OSIS. Disaat inilah aku mengenal arti teman yang sebenarnya, ada disaat sedih. Aku merasa lebih baik jika berada disekolah karena aku bisa melupakan kegalauanku walaupun itu hanya sementara.
“Movie Maker Windows aja downloadnya, program itu lebih simple dan ga rumit” kata temanku yang kebetulan ia adalah anak IT disekolahku.
“Oke, terimakasih ya” Jawabku.
Namaku Neila, gadis berjilbab yang suka lemot dan aslinya pemalu tetapi percaya dirinya bisa dikatakan cukup baik kata teman-temanku, aku juga bisa menjadi pendengar yang baik buat orang lain. Bahkan banyak yang bilang kalau aku dewasa..
Sudah menjadi kepribadianku yang selalu memasang muka cemberut layaknya tidak punya semangat hidup. Aku tidak mengerti apa yang telah terjadi pada diriku. Semuanya berawal dari tanggal 19 November 2012. Aku menjadi pribadi yang lemah, yang bisanya diam dan termenung. Tenggelam dalam kesendirian dan kesedihan. Ahh.. aku tidak berharap menjadi seperti itu, tapi apa daya? Betapa bodohnya diriku. Tidak heran teman-temanku sering memanggilku ‘miss galau’ karena kerjaanku hanya galau dan galau..
Menurutku, move on itu susah. Aku telah menjalin hubungan dengan seorang pria yang dulu sewaktu duduk dibangku kelas X, aku sekelas dengannya. Kurang lebih sekitar 14bulan lamanya, tentu saja bukan waktu yang lama menurutku, terlalu banyak kenangan bagiku selama bersamanya. Dan disaat aku sangat menyayanginya, dia pergi. Mungkin itu alasanku yang membuatku susah move on.
“Ada yang punya program movie maker? Aku minta soft copynya dong” Tanyaku kepada teman-teman yang ada di UKS.
“Ga punya, coba kamu download saja di google. Pasti ada” jawab salah satu temaku.
UKS adalah salah satu tempat yang bisa menghapuskan galauku sejenak. Karena kehadiran teman-teman yang bisa menghiburku. Selain UKS, tempat favoriteku untuk bisa melepas tawa adalah sekre OSIS. Disaat inilah aku mengenal arti teman yang sebenarnya, ada disaat sedih. Aku merasa lebih baik jika berada disekolah karena aku bisa melupakan kegalauanku walaupun itu hanya sementara.
“Movie Maker Windows aja downloadnya, program itu lebih simple dan ga rumit” kata temanku yang kebetulan ia adalah anak IT disekolahku.
“Oke, terimakasih ya” Jawabku.
Aku terpikir akan membuat sebuah video yang menceritakan masa laluku
saat bersamanya. Itu terinspirasi dari temanku yang menghadiahkan video
untuk pacarnya. Sampai dirumah, aku langsung membuka laptop dan
mendownload program dan mengumpulkan foto-fotoku yang dulu sampai
sekarang saat masih bersamanya. Entah begitu semangatnya, aku
mengubrak-abrik laptop sampai larut malam. Kali ini, sebelum tidur. Aku
hanya berharap video itu cepat selesai dan bisa aku beri kepadanya.
Setelah 3 hari aku membuat video kecil berdurasi sekitar 25 menit. Aku lega walaupun hasilnya kurang memuaskan. Setidaknya didalam video itu sudah mewakili perasaanku terhadapnya dan saat dia melihat apa yang ada didalam video itu, dia bisa mengerti keadaanku.
Keeseokan harinya, aku bertemu dengannya. Dia, mantan yang paling aku harapkan untuk bisa kembali kedalam kehidupanku. Orang yang selalu hadir dalam doaku dan harapanku. Namanya, Darel. Sebelumnya aku sudah menghubunginya dan bilang aku ingin memberikan sesuatu kepadanya. Dengan ekspresi muka yang bisa dibilang ‘malas’ melihat sosokku. Aku memberanikan diri untuk mendekatinya dan dia juga mendekatiku.
“Ini untuk kamu” ucapku
“Apa ini? Pegang aja dulu di kamu” jawabnya
“Kenapa?” tanyaku
“Aku gabawa tas. Besok saja aku ambil” jawabnya.
“yasudah” jawabku sambil membuang CD itu ke lantai.
Yang aku harapkan, dia menghargaiku. Tapi ternyata tidak sama sekali. Aku menunggu dia menghampiriku untuk menanyakan CD itu. Tetapi dia sama sekali tidak ada, mungkin dia sudah berpikir ‘masa bodo’. Dan akhirnya, aku memutuskan untuk datang kerumahnya.
Aku melaju kerumahnya yang bisa dibilang cukup jauh dari sekolah, dan juga jalan kerumahnya yang menanjak. Awalnya aku tidak berani mengendarai motor pada jalan seperti itu. Tapi setelah aku sudah tidak bersamanya, aku memberanikan diri. Tiba-tiba dipertengahan jalan, turun hujan yang lebat. Awalnya aku sudah berpikir untuk menyerah karena aku juga takut dengan jalannya yang nanjak dan licin. Tapi pikiran itu aku kurung dan tetap ingin memberikan CD itu padanya.
Sampai dirumahnya, aku tidak tau harus bagaimana cara untuk memberikan CD itu. Dan aku terpikir untuk memberikannya diam-diam, aku menuliskan beberapa kalimat dikertas kecil: “Maaf, bukan maksudnya untuk ganggu kehidupanmu lagi. Aku hanya ingin kamu mengerti perasaanku”. Kurang lebih seperti itu, aku menyelipkan kertas itu ditempat CD dan meletakkannya didepan rumahnya secara diam-diam. Dan aku bergegas ke motor dan berjalan pulang..
Belum jauh dari rumahnya, terpikir dibenakku “Apa caraku itu benar? Bagaimana jika ibunya melihat CD itu? Apakah itu cara yang sopan untuk memberikan sesuatu?”. Akhirnya aku memutuskan untuk kembali kerumahnya, dan melihat kearah rumahnya. Dan aku terkejut, CDnya sudah hilang! Aku bingung dan berpikir panjang didepan rumahnya.
Setelah 15 menit kebingungan, akhirnya aku memberanikan diri untuk mengetuk pintu.
“tok.. tok.. Assalamualaikum” salamku.
Sudah lama aku mengetuk pintu dan tidak ada jawaban sama sekali dari dalam. Aku berpikir tidak ada orang didalamnya. Tapi saat aku melihat jendela yang mengarah ke kamarnya, aku melihatnya sedang menonton videoku! Lalu aku kembali mengetuk jendelanya.
“Hey buka pintunya, aku tau kamu ada didalam”.
Darel melihat ke arah jendela dan bergegas keluar dan membuka pintu.
“aku kira kamu ibuku, makanya aku tidak membuka pintu”
Didalam pikiranku, apa dia tidak bisa mengenali suaraku? Selama setahun lebih bersama, mustahil jikadia tidak bisa mengenali suaraku.
“Masuk dulu, hujan loh” sahutnya
“mm.. gausah kayaknya. Aku langsung pulang aja. Liat ya videonya”
Dan hal yang tidak ku harapkan, hujannya semakin lebat.
“mm.. kayaknya aku numpang neduh dulu deh hehe” ucapku sambil menahan malu dan tawa.
“Yaudah ayo masuk. Motor kamu dimana? Biar aku naikin ke atas” jawabnya
“Ah tidak usah, biar saja disitu”jawabku
“Heh kamu ini” dia mengambil handuk dan menutupi kepalanya dan pergi kearah motorku.
Kamipun berjalan menuju motorku. Tiba-tiba ia menutupi kepalaku dengan haduk yang dipegangnya, disaat itu aku benar-benar ingin menangis. Sudah lama aku tidak merasakan hal itu, hujan-hujanan bersamanya. Sambil bercandaan dia menutupi kepalaku dengan handuk itu. Ahh.. momen yang diluar dugaan..
Didalam rumahnya, aku menemaninya menonton pertandingan klub bola kesayangannya. Dan sekali lagi, sudah lama aku tidak menemaninya nonton bola. Dulu, saat aku masih bersamanya, saat klub kesukaannya mencetak gol. Dia teriak ke arahku dan mencubitku juga menggocangkan badanku saking senangnya. Sekarang? Aku hanya bisa terdiam melihatnya teriak saat ia menonton bola.
“Ah.. mungkin ini saat yang tepat untuk mengungkit masalah hubungan kami” dalam hatiku bergumam.
“Aku dengar kamu sedang dekat sama temen sekelasmu” tanyaku.
“Itu Cuma gossip”
“benarkah? Tapi kamu mengakui kepada teman-temanku kalau kamu pacaran sama dia?
“Itu Cuma pacaran bohongan. Tapi kalo beneran juga aku ga nolak”
Ah… bayangkan apa yang aku rasakan saat itu. SAKIT!
“Aku dengar juga kamu suka sama kakak kelas? Tanyanya.
“Siapa bilang? Itu Cuma bercanda”
“Bohong! Ayolah jujur, mana tau aku bisa bantu kamu dengannya”
Ah.. betapa bodohnya dirimu. Sudah jelas-jelas yang aku harapkan selama ini adalah kamu..
“Apa kamu tidak bisa memikirkan kembali apa yang selama ini aku ungkapin? Tanyaku
Dia hanya terdiam sambil menonton pertandingan di TV..
“hey.. jawab dong”
“Ahh sudahlah. Biarkan aku tenang menonton, jangan rusak keadaan dong”.
Sabar… aku sudah terbiasa diabaikan seperti ini. Aku kira aku bisa berharap bisa kembali ke kehidupannya. Kondisi yang sama seperti waktu itu.. kerumahnya dalam kondisi hujan-hujanan bukan pertama kalinya bagiku. Saat itu dia sakit dan tidak masuk sekolah, dalam status aku dan dia sudah putus. Aku menjenguknya dan membawa makanan dan jus, lagi-lagi dalam keadaan hujan-hujanan sampai aku mendapat kecelakaan kecil saat perjalanan kerumahnya. Sampai dirumahnya, dalam kondisi tubuhku basah, dia memelukku dan melihatku terharu. Dan dia berkata ‘sayang’ kepadaku, padahal saat itu kami tidak mempunyai status apapun. Dan setelah itu akhirnya kami balikan, dan tanggal 16 November 2012 tidak menjadi failed anniversary kami yang ke-14 bulan. Tapi, keadaan sekarang berbeda. Sepertinya sudah tidak ada harapan lagi untuk kami kembali.
Terhitung dari putus, aku masih menghubunginya dan memperjuangkannya untuk bisa balikan. Sampai akhirnya dia mendapat pacar baru dan disaat itu aku berhenti menghubunginya. Dan saat dia telah putus, aku kembali menghubunginya, tetapi tidak seperti dulu yang benar-benar ngeperjuanginnya. Dan tak lama itu akhirnya dia kembali mendapatkan pacar, disaat itu juga aku merasa lelah dan tersadar bahwa semuanya sia-sia.
“Jika kamu tau, semua yang aku perjuangkan ini telah menyebabkan luka dibanyak hati. Aku mencari bayangmu dalam wujud orang lain, Aku mencari cintamu dalam hati yang lain. Dan jika kamu akhirnya mendengarkan ini ketahuilah aku sudah benar-benar pergi. Mungkin, banyak yang lebih baik dari kamu, tapi ngga akan, ngga akan ada yang seperti kamu. Kenyataan itu yang sekarang menghampiri aku dan akhirnya aku bekap rasa sakit ini berharap semuanya berlalu, semoga bayangmu tak lagi menjadi bayang semu, tapi biarkan semuanya berlalu, tentang aku dan kamu.”
Selama aku memperjuangkannya, hadir sosok teman yang selalu mendengar keluh kesahku. Dia seorang pria yang selalu aku harapkan kehadirannya, karena aku sudah terbiasa ditemani dengan candanya yang tidak jelas tetapi bisa menghiburku saat aku down dan sedih. Setelah aku mencoba melupakan masa laluku, aku perlahan bisa dan mulai membuka hatiku untuk yang lain. Tetapi, entah mengapa teman baikku memberikan perhatian yang lebih. Perhatian yang aku artikan berbeda, bukan sekedar teman dan aku berpikir itu lebih. Dan lama kelamaan aku merasa nyaman dengan perhatiannya dan aku merasa senang saat mengobrol dengannya. Sampai aku merasakan perasaan yang membuatku bingung. “Apakah aku menyukainya?” aku selalu bertanya-tanya dalam hatiku setiap kali ia memulai percakapan lewat bbm, twitter, maupun sms.
“Tak apa, aku sempat putuskan untuk mencari lagi, mencari sosok seperti kamu yang dulu ada dihati hingga aku sadar rasa apa yang kini ada dalam benak diri, rasa mati, semuanya hanya rasa mati”.
“Apa yang aku rasakan ini? Aku tidak hanya ingin dia menjadi temanku, tapi apa itu mungkin? Dia adalah teman baikku, dia juga adalah teman baik mantanku, dan mantannya adalah teman baikku. Ahh.. kenapa aku harus mempunyai perasaan ini? Tanyaku dalam hati.
Sudah lama kami bersama Adli, teman baikku yang dia-diam menjadi orang yang istimewa bagiku, dalam candaan dan perhatian yang lebih dari sekedar teman. Seperti mempunyai hubungan yang special layaknya orang pacaran. Kini setiap pagi, kebiasaanku itu tidak sia-sia. Setiap hari juga aku mendapat ucapan ‘selamat pagi’ darinya. Aku sangat merasa lebih baik karena kehadirannya. Sosoknya seakan menjadi pelangi saat hujan badai.
“Dan kau hadir, merubah segalanya menjadi lebih indah. Kau bawa cintaku setinggi angkasa. Membuatku merasa sempurna. Dan membuatku utuh, tuk menjalani hidup berdua denganmu selama-lamanya. Kaulah yang terbaik bagiku”
Setelah 3 hari aku membuat video kecil berdurasi sekitar 25 menit. Aku lega walaupun hasilnya kurang memuaskan. Setidaknya didalam video itu sudah mewakili perasaanku terhadapnya dan saat dia melihat apa yang ada didalam video itu, dia bisa mengerti keadaanku.
Keeseokan harinya, aku bertemu dengannya. Dia, mantan yang paling aku harapkan untuk bisa kembali kedalam kehidupanku. Orang yang selalu hadir dalam doaku dan harapanku. Namanya, Darel. Sebelumnya aku sudah menghubunginya dan bilang aku ingin memberikan sesuatu kepadanya. Dengan ekspresi muka yang bisa dibilang ‘malas’ melihat sosokku. Aku memberanikan diri untuk mendekatinya dan dia juga mendekatiku.
“Ini untuk kamu” ucapku
“Apa ini? Pegang aja dulu di kamu” jawabnya
“Kenapa?” tanyaku
“Aku gabawa tas. Besok saja aku ambil” jawabnya.
“yasudah” jawabku sambil membuang CD itu ke lantai.
Yang aku harapkan, dia menghargaiku. Tapi ternyata tidak sama sekali. Aku menunggu dia menghampiriku untuk menanyakan CD itu. Tetapi dia sama sekali tidak ada, mungkin dia sudah berpikir ‘masa bodo’. Dan akhirnya, aku memutuskan untuk datang kerumahnya.
Aku melaju kerumahnya yang bisa dibilang cukup jauh dari sekolah, dan juga jalan kerumahnya yang menanjak. Awalnya aku tidak berani mengendarai motor pada jalan seperti itu. Tapi setelah aku sudah tidak bersamanya, aku memberanikan diri. Tiba-tiba dipertengahan jalan, turun hujan yang lebat. Awalnya aku sudah berpikir untuk menyerah karena aku juga takut dengan jalannya yang nanjak dan licin. Tapi pikiran itu aku kurung dan tetap ingin memberikan CD itu padanya.
Sampai dirumahnya, aku tidak tau harus bagaimana cara untuk memberikan CD itu. Dan aku terpikir untuk memberikannya diam-diam, aku menuliskan beberapa kalimat dikertas kecil: “Maaf, bukan maksudnya untuk ganggu kehidupanmu lagi. Aku hanya ingin kamu mengerti perasaanku”. Kurang lebih seperti itu, aku menyelipkan kertas itu ditempat CD dan meletakkannya didepan rumahnya secara diam-diam. Dan aku bergegas ke motor dan berjalan pulang..
Belum jauh dari rumahnya, terpikir dibenakku “Apa caraku itu benar? Bagaimana jika ibunya melihat CD itu? Apakah itu cara yang sopan untuk memberikan sesuatu?”. Akhirnya aku memutuskan untuk kembali kerumahnya, dan melihat kearah rumahnya. Dan aku terkejut, CDnya sudah hilang! Aku bingung dan berpikir panjang didepan rumahnya.
Setelah 15 menit kebingungan, akhirnya aku memberanikan diri untuk mengetuk pintu.
“tok.. tok.. Assalamualaikum” salamku.
Sudah lama aku mengetuk pintu dan tidak ada jawaban sama sekali dari dalam. Aku berpikir tidak ada orang didalamnya. Tapi saat aku melihat jendela yang mengarah ke kamarnya, aku melihatnya sedang menonton videoku! Lalu aku kembali mengetuk jendelanya.
“Hey buka pintunya, aku tau kamu ada didalam”.
Darel melihat ke arah jendela dan bergegas keluar dan membuka pintu.
“aku kira kamu ibuku, makanya aku tidak membuka pintu”
Didalam pikiranku, apa dia tidak bisa mengenali suaraku? Selama setahun lebih bersama, mustahil jikadia tidak bisa mengenali suaraku.
“Masuk dulu, hujan loh” sahutnya
“mm.. gausah kayaknya. Aku langsung pulang aja. Liat ya videonya”
Dan hal yang tidak ku harapkan, hujannya semakin lebat.
“mm.. kayaknya aku numpang neduh dulu deh hehe” ucapku sambil menahan malu dan tawa.
“Yaudah ayo masuk. Motor kamu dimana? Biar aku naikin ke atas” jawabnya
“Ah tidak usah, biar saja disitu”jawabku
“Heh kamu ini” dia mengambil handuk dan menutupi kepalanya dan pergi kearah motorku.
Kamipun berjalan menuju motorku. Tiba-tiba ia menutupi kepalaku dengan haduk yang dipegangnya, disaat itu aku benar-benar ingin menangis. Sudah lama aku tidak merasakan hal itu, hujan-hujanan bersamanya. Sambil bercandaan dia menutupi kepalaku dengan handuk itu. Ahh.. momen yang diluar dugaan..
Didalam rumahnya, aku menemaninya menonton pertandingan klub bola kesayangannya. Dan sekali lagi, sudah lama aku tidak menemaninya nonton bola. Dulu, saat aku masih bersamanya, saat klub kesukaannya mencetak gol. Dia teriak ke arahku dan mencubitku juga menggocangkan badanku saking senangnya. Sekarang? Aku hanya bisa terdiam melihatnya teriak saat ia menonton bola.
“Ah.. mungkin ini saat yang tepat untuk mengungkit masalah hubungan kami” dalam hatiku bergumam.
“Aku dengar kamu sedang dekat sama temen sekelasmu” tanyaku.
“Itu Cuma gossip”
“benarkah? Tapi kamu mengakui kepada teman-temanku kalau kamu pacaran sama dia?
“Itu Cuma pacaran bohongan. Tapi kalo beneran juga aku ga nolak”
Ah… bayangkan apa yang aku rasakan saat itu. SAKIT!
“Aku dengar juga kamu suka sama kakak kelas? Tanyanya.
“Siapa bilang? Itu Cuma bercanda”
“Bohong! Ayolah jujur, mana tau aku bisa bantu kamu dengannya”
Ah.. betapa bodohnya dirimu. Sudah jelas-jelas yang aku harapkan selama ini adalah kamu..
“Apa kamu tidak bisa memikirkan kembali apa yang selama ini aku ungkapin? Tanyaku
Dia hanya terdiam sambil menonton pertandingan di TV..
“hey.. jawab dong”
“Ahh sudahlah. Biarkan aku tenang menonton, jangan rusak keadaan dong”.
Sabar… aku sudah terbiasa diabaikan seperti ini. Aku kira aku bisa berharap bisa kembali ke kehidupannya. Kondisi yang sama seperti waktu itu.. kerumahnya dalam kondisi hujan-hujanan bukan pertama kalinya bagiku. Saat itu dia sakit dan tidak masuk sekolah, dalam status aku dan dia sudah putus. Aku menjenguknya dan membawa makanan dan jus, lagi-lagi dalam keadaan hujan-hujanan sampai aku mendapat kecelakaan kecil saat perjalanan kerumahnya. Sampai dirumahnya, dalam kondisi tubuhku basah, dia memelukku dan melihatku terharu. Dan dia berkata ‘sayang’ kepadaku, padahal saat itu kami tidak mempunyai status apapun. Dan setelah itu akhirnya kami balikan, dan tanggal 16 November 2012 tidak menjadi failed anniversary kami yang ke-14 bulan. Tapi, keadaan sekarang berbeda. Sepertinya sudah tidak ada harapan lagi untuk kami kembali.
Terhitung dari putus, aku masih menghubunginya dan memperjuangkannya untuk bisa balikan. Sampai akhirnya dia mendapat pacar baru dan disaat itu aku berhenti menghubunginya. Dan saat dia telah putus, aku kembali menghubunginya, tetapi tidak seperti dulu yang benar-benar ngeperjuanginnya. Dan tak lama itu akhirnya dia kembali mendapatkan pacar, disaat itu juga aku merasa lelah dan tersadar bahwa semuanya sia-sia.
“Jika kamu tau, semua yang aku perjuangkan ini telah menyebabkan luka dibanyak hati. Aku mencari bayangmu dalam wujud orang lain, Aku mencari cintamu dalam hati yang lain. Dan jika kamu akhirnya mendengarkan ini ketahuilah aku sudah benar-benar pergi. Mungkin, banyak yang lebih baik dari kamu, tapi ngga akan, ngga akan ada yang seperti kamu. Kenyataan itu yang sekarang menghampiri aku dan akhirnya aku bekap rasa sakit ini berharap semuanya berlalu, semoga bayangmu tak lagi menjadi bayang semu, tapi biarkan semuanya berlalu, tentang aku dan kamu.”
Selama aku memperjuangkannya, hadir sosok teman yang selalu mendengar keluh kesahku. Dia seorang pria yang selalu aku harapkan kehadirannya, karena aku sudah terbiasa ditemani dengan candanya yang tidak jelas tetapi bisa menghiburku saat aku down dan sedih. Setelah aku mencoba melupakan masa laluku, aku perlahan bisa dan mulai membuka hatiku untuk yang lain. Tetapi, entah mengapa teman baikku memberikan perhatian yang lebih. Perhatian yang aku artikan berbeda, bukan sekedar teman dan aku berpikir itu lebih. Dan lama kelamaan aku merasa nyaman dengan perhatiannya dan aku merasa senang saat mengobrol dengannya. Sampai aku merasakan perasaan yang membuatku bingung. “Apakah aku menyukainya?” aku selalu bertanya-tanya dalam hatiku setiap kali ia memulai percakapan lewat bbm, twitter, maupun sms.
“Tak apa, aku sempat putuskan untuk mencari lagi, mencari sosok seperti kamu yang dulu ada dihati hingga aku sadar rasa apa yang kini ada dalam benak diri, rasa mati, semuanya hanya rasa mati”.
“Apa yang aku rasakan ini? Aku tidak hanya ingin dia menjadi temanku, tapi apa itu mungkin? Dia adalah teman baikku, dia juga adalah teman baik mantanku, dan mantannya adalah teman baikku. Ahh.. kenapa aku harus mempunyai perasaan ini? Tanyaku dalam hati.
Sudah lama kami bersama Adli, teman baikku yang dia-diam menjadi orang yang istimewa bagiku, dalam candaan dan perhatian yang lebih dari sekedar teman. Seperti mempunyai hubungan yang special layaknya orang pacaran. Kini setiap pagi, kebiasaanku itu tidak sia-sia. Setiap hari juga aku mendapat ucapan ‘selamat pagi’ darinya. Aku sangat merasa lebih baik karena kehadirannya. Sosoknya seakan menjadi pelangi saat hujan badai.
“Dan kau hadir, merubah segalanya menjadi lebih indah. Kau bawa cintaku setinggi angkasa. Membuatku merasa sempurna. Dan membuatku utuh, tuk menjalani hidup berdua denganmu selama-lamanya. Kaulah yang terbaik bagiku”
Lagu itu benar-benar menggambarkan sosoknya, dia datang disaat yang tepat. Semakin lama semakin perasaanku mendalam padanya. Ditambah lagi, dia menyanyikan lagu-lagu kesukaanku diiringi gitar. Nyanyiannya seakan menyihirku, dan yang terpikir dariku adalah, aku ingin memilikinya secara utuh..
Suatu hari, aku memberanikan diri untuk menanyakan hal yang berkaitan dengan status apa yang selama ini kami jalani. Dia juga bingung dengan pertanyaanku dan tiba-tiba dia mengungkapkan perasaannya bahwa ia menyayangiku tetapi dia ingin punya waktu yang tepat untuk melanjtui kehubungan yang nyata. Ya.. pacaran. Dia ingin aku menunggunya, dan aku meng-iyakan permintaannya. Dan dia berjanji tidak akan memberikan harapan yang tidak pasti dan tidak akan mengkecewakanku.
Hari-hari telah ku lewati bersamanya seperti pasangan kekasih tapi masih dalam sikap yang malu-malu. Aku makin merasakan kenyamanan pada dirinya, dia selalu ada disaat aku membutuhkan seseorang yang bisa mengerti keadaanku. Semakin lama juga, semakin perasaanku tak terhingga, aku ingin segera memilikinya dengan utuh. Ya, aku tidak mau kehilangannya walaupun dia bukan milikku.
Aku berharap suatu hari aku akan merasakan bahagia karena senyumannya yang selalu menghiasi hari-hariku, dan semuanya berawal dari canda tawa..
“Mau nonton drama bareng sama aku?” ajaknya.
Akupun mengiyakan, aku pergi bersamanya. Selama perjalanan, kami bersenda guraw, tertawa karena sikapnya yang tidak jelas, ngeselin tapi mampu membuatku tertawa. Ah.. mungkin itu hari paling bahagia bagiku, sampai dirumah dia mengirimkanku pesan lewat BBM.
“Kamu mau jadi pacarku?”
Seakan aku ingin teriak, lebay sih tapi itulah yang kurasakan. Aku tak sanggup menahan senyum dan bahagia. Lalu aku mengiyakan pertanyaannya. Dan hari itu adalah hari dimana kebahagiaan baru aku awali. Hari yang aku tunggu, hari yang aku impikan. Yang bisa memilikinya utuh, membuatnya bahagia. Aku bersyukur dengan keadaanku yang sekarang, aku menikmati kebahagiaanku yang sekarang. Sungguh, aku sangat menyayangi mantan temanku itu, mantan teman? Ya karena sekarang dia telah menjadi pendampingku yang bisa disebut ‘pacar’. Dan masa laluku, telah aku lupakan dan hanya menjadikan itu sebuah kenangan.
Kini aku percaya, bahwa ada rencana lebih indah dibalik kesedihan yang mendalam. Tergantung kamu menghadapinya, sesabar apapun kamu pasti akan ada hasil yang tidak akan mengecewakanmu. Tuhan itu adil, ia memberikanmu kesedihan agar kita bisa belajar artinya kesabaran. Dan itu akan dibalas dengan kebahagiaan yang tak pernah kamu bayangkan sebelumnya. Roda terus berputar. Tersenyumlah maka kebahagiaan akan menantimu. Buatlah kebahagiaan yang bukan sesaat, bukan yang mudah datang dan pergi.. Jagalah kebahagiaan itu dengan tulus, sebelum semuanya pergi dan tak akan kembali. Cinta diiringi kebahagiaan membuat segalanya lebih indah..