CERITA TERBARU 2014 "SEGI TIGA TAK BERUJUNG"

SEGI TIGA TAK BERUJUNG
Karya Nurul Azmy Wahyuni
 

Dear Diary
Aku trauma, dia udah bener bener buat aku hancur. Buat hatiku kelu, cintaku yang tulus
dibalas dengan kemunaikan dan penghianatan. Aku rapuh.
Bisa bisanya dia jatuh hati sama perempuan lain saat bersamaku, saat aku merasa ada 24jam untuk dia. Kenapa ?
Kurang baik apa aku jo? Apa yang kamu minta selalu aku usahain ada buat kamu, But you won’t do the same 
Kenapa ? Kenapa harus sekarang Jo ? Kenapa engga dari dulu aja sebelum aku sayang kebangetan ke kamu gini.
Dear Diary
Aku harus seperti apalagi? Aku kudu gimana lagi biar bisa lupa sama kamu? Biar bisa
maafin kamu ? Kamu empedu !
Susah banget buat move on,sebulan lebih hari hariku selalu galau dan menangisi jo. “Oh bejo, b(sensor)t banget sih kamu !” rutukku dalam hati.
Dear Diary
Indi bilang aku kudu buka hati buat orang lain, biar lebih ikhlas, katanya.
Namanya dafa, anaknya pinter, baik, ya cukup populer di sekolah, sayang sama aku, katanya. Sama dafa sering banget nonton film horor. Karena dafa tau aku itu penakut, itu sebabnya dafa suka nakut-nakutin aku.
“Sa, buka dong matanya udah gak ada setannya juga .” Ucap dafa
Cerpen Remaja
Segi Tiga Tak Berujung
Aku pun menurunkan telapak tanganku yang menutupi hampir ke seluruh wajahku dan membuka mataku pelan tapi begitu aku menatap layar setannya muncul dan aku refleks berteriak.
“Dafaaaaa rese ih..” tukasku sebel
“heheee” jawabnya dengan menyunggingkan senyum tanda keberhasilan nge-bully aku.
Dear Diary
5 bulan lebih kujalani hubungan ini sama dafa. Aku senang tapi aku gak bahagia. Sulit
buat aku nerima dafa sebagai sosok dafa. Masih ada penolakan dalam hatiku.
Aku gagal.
Kalo dikasih nilai mungkin dafa akan kunilai 100 untuk perhatiannya yang luar biasa untukku. Tapi memang perasaan gak bisa dipaksain, aku gak nyaman sama dia. Dafa maaf 

Segala sesuatu yang dipaksakan hasilnya pun gak akan memuaskan. Kamu anak yang baik, semoga bisa mendapatkan yang lebih baik dari aku.
“ Dafa, kamu percaya jodoh ?” Tanyaku
“ Iya Sa.” Jawabnya singkat dengan mencium keningku dan berlalu begitu saja meninggalkanku.
Dear Diary
Di hatiku masih tertulis nama Bejo, dan dafa gak sanggup menghapus dan menggantikan
dengan namanya. Apa aku begitu sayangnya sama jo ?
Apa coba istimewanya Jo ? Dia tuh gak tulus sayang sama aku, dia Cuma memanfaatkanku, ngerti dong, sadar dong, move on dong !
Kenapa dafa yang begitu baiknya gak bisa menggeser 1cm pun posisi jo ?
Dear Diary
Tuhan... pertemukanlah aku pada hamba-Mu yang taat pada-Mu, patuh kepada orangtuanya yang
menghormati wanita selayaknya ibunya.
“Sa kenapa belum bisa move on dari bejo sih?” Tanya dea sahabatku suatu hari
“Aku juga gatau de, sihirnya begitu kuat hinggap di hatiku.” Jawabku ngasal
“Kamu pikir dia dukun ha?”
“ya semacamnya lah haha” kita tertawa bersama.
Dear Diary
Sepi -,-
Begini ya jomblo ? Hati, handphone, facebook, twitter, semua sepi -_-

Dear Diary
Allah mengabulkan doaku, terimakasih 
Sebenarnya aku udah kenal lama sama Ridwan, jauh sebelum aku kenal bejo. Kita sempet lost contact selama setahun-an lah kayanya. Baru kemarin dia tiba tiba telfon aku kita akrab lagi bahkan lebih deket dari dulu.
“Suaramu nggemesin banget sih sa hihi ?” puji Ridwan di sela sela obrolan kami lewat telefon.
“ah macaaaaa ciiiiih ?” tanyaku tersipu *ala alay
“idih lebay amat sa, wkwk”
“aih -,- rese bener sih wan. Cepet pulang dong, betah banget di negeri orang ?”
“Iya aku pasti pulang buat kamu.”
“gombaaaaaal .” aku merajuk hihi
Ya begitulah ridwan yang selalu melambung lambungkan perasaanku.

Dear Diary
“semoga ridwan adalah jodoh yang Tuhan tuliskan untukku.” Doaku saat bertemu
Ridwan.
Kalian semua boleh percaya boleh engga, tapi ini faktanya. Di telepon dia ngomong blak blakan tanpa batas tanpa malu. Nah sekarang begitu ketemu face to face berubah 1800. Malu malu kucing hihi. Dia emang menawan, tampan rupawan tapi sayang pacar orang orang.
Dear Diary
I am so happy today, because I was dating with Abdul Ridwan. Its so wonderful baby.
Sedikit banyak aku mulai menyelami pribadinya. Dari cerita yang kudengar dari mulutnya aku bisa menarik kesimpulan kalau dia itu sosok yang bertanggungjawab sebagai anak juga sebagai kakak. Laki – laki yang penurut, mandiri, dewasa. Dia juga cerita tentang pacarnya, sebenernya aku sih yang maksa dia buat cerita. Dia bilang pacarnya masih kayak anak kecil dan bla bla bla.

Ya gitu deh, kita cerita ngalor-ngidul kalau ditulis di sini 258 halaman pun gak cukup. *Hening* tapi kemudian ridwan bicara dengan nada yang cukup serius
“Sa, kalau aku harus duduk 10jam lagi sama kamu aku sanggup.” Katanya. Aku seneng banget dia ngomong begitu, itu tandanya ada “sesuatu” hihi.
“Kok bisa? Apa gak sayang sama tuh pantat ntar tepos loh..” candaku
“Aku ngerasa nyaman sama kamu.” Lalu dia tersenyum manis sekali

Sebelum kita beranjak pulang aku meminta dia untuk foto bareng, sedikit maksa sih katanya malu. 3 kali jepret katanya cukup. Tiba di depan rumahku, dia pamitan karena nanti malam mau berangkat ke luar kota buat kerja lagi.
“iya aku tau kok, kamu yang hati hati yaa jaga diri baik baik di negeri orang, gaboleh nakal.” Pesanku padanya, dia hanya mengangguk dan tersenyum manissss.
“Aku harap akan ada dating dating selanjutnya.” Sambungku
“pasti.” Dan sekali lagi dia tersenyum sebelum berlalu
Dear Diary
Aku rasa dia memberi harapan.
Kita kaya orang pacaran yah ? sikapnya, cara ngomongnya, perhatiannya, tapi gak statusnya. Aku masih aja jomblo dan dia berstatus pacar orang. Satu hal yang bikin aku yakin dg dia, sms yg dia kirim sepulang kita nge-date.
Ya Allah..Terimaksih telah mengirim orang seperti ini untuk hidupku
Wanita mana coba yang gak terharu? Nenek nenek peot juga kalau ditanya pasti jawabnya sama kaya aku. Kalau boleh jujur sih, bukan Cuma itu aja masih banyak yang lain, tapi aku fikir itu mampu mewakili semuanya.
Dear Diary
Semenjak reinkarnasi Ridwan di kehidupanku, aku lupa memikirkan jo lupa membenci jo lupa
menangisi bejo. Itu semua karena Ridwan
Sama sekali gak terlintas sedikitpun difikiranku bayangan bejo. Meski aku belum bisa maafin bejo tapi itu sudah suatu kemajuan pesat, berterima kasihlah pada ridwan haha. Itu berarti ridwan berhasil dan sukses mencuri hatiku, tapi masalahnya dia pacar orang.
DeaR Diary
Apa aku salah sayang sama ridwan? Apa karena dia pacar orang? Bukankah cinta itu tidak kenal siapa, di mana, kapan ? yang aku tau dia selalu bisa membuatku nyaman bahkan di pertemuanz
Selanjutnya

Aku jadi inget omongan ridwan dulu di telepon.
“kenapa sih kita deket gini pas aku udah punya pacar sa? Kenapa gak dari dulu ?” eh eh simak lagi pliss ‘kenapa engga dari dulu ?’ berati .... *mikir keras
“takdir Ridwan..” jawabku sekenanya padahal inginku berucap sama seperti dia.
DearDiary
Galau,

Dear Diary
Dilema, play now : Tangga ~ Cinta Begini

Dear Diary
Rindu
Aku kangen Ridwan, kangen senyumnya, ketawanya, ceritanya, candanya, cerianya, semuanya. Bisakah waktu mempertemukan kami kembali? Sejenak saja. Aku ingin melihat dia tersenyum dan memahatnya di hatiku. Aku ingin dentang jam berhenti saat bersama ridwan. Membiarkan kita saling tertawa, hanya kita berdua. Namun, aku merasa salah memberi hati pada orang yg telah berhati utuh.

Aku tau rasanya saat sebuah hubungan adanya orang ketiga, sedih, kecewa, nyesek, sakit. Karena aku pernah berada di posisinya. Aku dan dia sama sama wanita. Sama sama punya perasaan, apa aku setega itu buat melukai dia? Aku gak bisa -_-
Aku harus segera keluar dari segitiga ini. Segitiga tiga titik tanpa ujung, tanpa titik temu. Aku harus keluar dan membuatnya lurus kembali seperti sediakala.
Dear Diary
Semakin aku berusaha melupakan Ridwan, justru bayangannya semakin kuat menerorku.
Bagaimana kalau sahabat? Sahabat? Gak semudah itu. Semuanya perlu proses.
Dan sekarang kamu gak memberiku kabar, smspun engga. Kenapa ? kemana perginya kamu yang dulu? Yang selalu bilang kangen ke aku, yang selalu ngomong pengen ketemu aku, mana haa ?
Kamu pulang kampung gak ngasih kabar ke aku kan? Ga seperti biasanya -,- apa kamu juga mau menghindar? Apa gegara cewemu liat foto kita berdua di tepi pantai? Bukankah dulu kamu mengijinkan aku untuk upload di Facebook?
Apa kamu yakin gamau ketemu aku lagi? Yakin gabakalan kangen aku lagi ? yakin gapengen ketawa bareng aku lagi ? Ok, kalo itu mau kamu. Its oke *pura2 tegar padahal hati mewek. Yah anggap aja ini langkah awal untuk membuat garis lurus.

Untuk bisa move on harus inget kejelekannya dia, itu kata indi. Tapi aku gak bisa liat kejelekannya ridwan bahkan dia nyaris perfect, gak ada jeleknya, gak ada kurangnya.
Apa kamu gak bisa lihat? Dia bukan lelaki setia. Buktinya jelas, dia udah punya cewek tapi dia masih nanggepin kamu, iya? Kamu itu pelampiasan, Cuma pelarian. Dia telepon kamu kalo ada sisa jam dari telepon sebelumnya, jelas telepon pacarnya. Dia sms kamu juga kalo lagi inget kamu doang, kalo maen ke rumahmu ya kalo gagal ngapel, iya ? yang segitu mau kamu fikirin terus ? sia sia waktumu dong, gimana kalo kamu konsen sama kuliahmu aja itu pasti lebih baik . *ngomong sama kaca*
Dear Diary
Play now : Bondan Prakoso ft Fade 2 Black ~ Not With Me
Kebahagiaanku adalah Ridwan, tapi bukan berarti aku akan merebut dia karena aku masih punya rasa ber-perikewanita-an. Aku menyayanginya tapi bukan berarti merebut kebahagiaannya.
Cinta tak harus memiliki. Setengah mati aku belajar menerima ini semua, mempercayai kata kata tadi. Percaya bahwa tulang rusuk tidak akan pernah tertukar. Cinta akan mencari jalannya sendiri menemukan tulang rusuknya menemukan cinta sejatinya.

CERITA TERBARU 2014 "TUHAN SUDAH MERENCANAKAN SEGALANYA UNTUK KITA"

TUHAN SUDAH MERENCANAKAN SEGALANYA UNTUK KITA

Karya Kazenithavi
“Ngapain lo kesini?” tanya Winda dengan ketus. Membuat Bila makin menciut di tempatnya. “Gue tanya ke elo! Ngapain lagi lo kesini?” ulang Winda sebal, karena pertanyaannya itu tidak segera dijawab. “Lo masih kurang puas nyakitin gue setelah lo ngekhianatin gue? Masih kurang puas lo!?” nada suara Winda mulai naik satu oktaf. Menahan segala rasa sakit di hatinya.
“Gu.. Gue.. cuman mau minta maaf ke elo..” jawab Bila takut-takut. Bila tahu bahwa ia memang salah, benar-benar salah. Bila mengkhianati persahabatan mereka, hanya karena satu orang, Tian. Ia tahu betul bahwa sebenarnya Winda sangat menyukai Tian. Walaupun Winda tidak pernah membicarakan soal ini kepada orang lain selain Bila, terutama Tian. Bila yang telah dipercaya oleh Winda untuk menjaga rahasia ini --- entah setan apa yang telah merasuki dirinya --- ia malah ikut menyukai Tian. Sisi egoisnya memenangkan rasa ingin memiliki Tian. Dan sekarang, Bila dan Tian adalah sepasang kekasih. Ini adalah kesalahan besar. Kini, persahabatan mereka hancur.
Cerpen Persahabatan Remaja
Tuhan Sudah Merencanakan Segalanya Untuk Kita
Winda sangat membenci mantan sahabatnya itu. Sahabat yang selama ini ia percaya, yang selalu menemaninya setiap hari, ternyata mengkhianatinya. Sikap angkuhnya saat ini semata-mata untuk menutupi rasa sedihnya. Winda sangat ingin menangis saat melihat wajah mantan sahabatnya itu. Hatinya terlalu sakit untuk terobati.
“Winda, please.. maafin gue..” Bila memohon dengan tulus, suaranya bergetar, ia menitikkan air mata dari matanya yang sayu indah itu. Bagaimana pun pikirannya menolak, hatinya tak bisa berbohong untuk mengatakan bahwa sesungguhnya Winda sangat merindukan Bila. Walaupun hatinya masih merasa sakit yang teramat sangat. “Kejadian itu kan udah tiga bulan lalu, Winda.. please, maafin gue..” air mata Bila tidak berhenti menetes.
“Heh! Lo kira kalo kejadian itu udah lama, gue bakalan lupain kejadian itu begitu aja!?” sentak Winda. Suaranya ikut bergetar, menahan tangis sekuat tenaga.
“Please, maafin gue..”


Winda tidak tahu, bahwa sebenarnya ada seseorang yang diam-diam mengamatinya dari jauh. Hanya bisa mengamati dan menjaga Winda dari jauh, tanpa bisa menampakkan identitasnya. “Orang itu” hanya berpura-pura tidak peduli. Tetapi sebenarnya, “Orang itu” begitu peduli pada Winda. Hatinya sakit melihat Winda yang berubah menjadi murung sejak tiga bulan yang lalu. Separuh hatinya, seakan bisa merasakan apa yang Winda rasakan.


“Hei.. kamu kenapa kok murung gitu?” Tian bertanya pada Bila yang sedari tadi seperti menerawang. “Kamu kenapa sih?” tanyanya lagi pada Bila yang masih saja diam menerawang.
“Tian, kita.. putus..” kata Bila lirih, tidak mengindahkan pertanyaan Tian. Air mata Bila jatuh, ia harus memilih. Persahabatan atau cinta. Dan sekarang, ia memilih persahabatan.


“Wind, ada yang cari kamu tuh..” kata Novi, salah satu teman sekelas Winda.
“Siapa, Nov?” tanyanya kembali. Siapa yang mencarinya dari kelas lain?
“Nggak tahu, tuh..” jawab Novi sambil mengutak-atik hapenya di bangku kebesaran milik-nya.
Dengan malas, Winda keluar dari kelas. Tetapi, ia tidak menemukan seorangpun di sana, aneh. Tiba-tiba ekor matanya menangkap sesuatu berbentuk kotak hadiah di dekat kakinya. Winda mengambilnya hati-hati, siapa tahu isinya adalah bom. Di penutup kotaknya, terdapat post-it yang tertempel dengan tulisan..
Tiga bulan terakhir, gue lihat lo kok sedih aja sih? Murung terus!
Jelek, tahu! Nggak enak lihatnya. Kata orang kan, kalo cewek badmood dikasih cokelat jadi nggak badmood lagi..
Nah, ini gue kasih cokelat. Jangan ditekuk mulu mukanya, neng..
Winda mengernyit, tak mengerti apa maksud dari si pengirim ini. Siapa yang mengirimnya. Dasar pengecut gumam Winda dalam hati. Benar saja Winda bilang bahwa sang pengirim adalah orang yang pengecut, karena memang orang itu tidak berani menampakkan dirinya. Winda masuk ke kelas dengan membawa kotak yang berisi lima batang cokelat dengan dahi yang masih mengernyit.


“Orang itu” tersenyum simpul di balik pohon. Sedari tadi ia mengamati Winda yang sedang heran menemukan kotak itu, hingga ia kembali ke kelasnya, kelas 3 IPA-2.


“Uhuk, ada yang baru dapet hadiah nih.. eciyee..” kata Rega, cowok kece yang lagi duduk di bangku paling belakang bersama murid cowok yang lainnya. Itu tempat favorit mereka sih.
“Apaan sih lo? Ikut campur aja..” jawab Winda sebal, merasa urusannya dicampuri orang lain. Ia sendiri saja masih bingung siapa pengirimnya.
“Udahlah, bro.. cewek cuek gitu mah mana enak dikerjain. Enak juga ngerjain cewek yang endelnya nggak ketulungan..” Lando menimpali. Cowok ini memang kece, hampir semua murid cewek di kelas kagum sama dia. Kurang apa lagi? Kece? Cerdas? Semua ada di diri Lando.
Winda hanya mendengus mendengar Lando seperti membelanya. Mau sok jadi pahlawan kesiangan? tanya Winda dalam hati. Lando memang sering melakukan hal itu saat Winda akan jadi sasaran empuk untuk dikerjain. Rega hanya mengangguk-angguk setuju, lalu mulai menggoda mangsanya yang endelnya nggak ketulungan. Winda hanya menahan tawanya yang hampir saja menyembur karena reaksi cewek itu.

Tiba-tiba tangan seseorang hinggap di bahunya yang mendadak terasa mungil karena ukuran tangan itu. Refleks, Winda mengehempaskan tangan itu ke samping secara kasar. Benar-benar kasar hingga pemilik tangan, beraduh-aduh ria.
“Adududuhh.. aduuh.. ni cewek tenaganya kuat banget sih??” kata cowok itu. Ups, yang memegang bahu Winda itu cowok lhoo. Pantesan tangannya gede banget.
“Eh, sorry.. lagian elo juga sih.. emang lo ngapain sih, pake pegang-pegang bahu gue?” Winda balas bertanya dengan nada sedikit sebal. Ih! Apaan pegang-pegang.
“Ya maaf, deh. Akhir-akhir ini lo murung sih.. kenapa sih?” tanya Lando ingin tahu. “Oh iya, tenaga lo kuat juga, ya.. tangan gue sampe sakit begini..” tambah Lando.
“Mau tahu urusan orang aja sih? Eh, itu sih salah lo sendiri ya, tangan lo sampe gitu ya bukan salah gue. Gue kan cuma refleks aja.” jawab Winda, asli cuek bebek. Winda tidak tahu bahwa sebenarnya ada maksud lain di balik kata-kata Lando. Ya, Lando memang perhatian terhadap Winda. Ia sudah tertarik pada Winda sejak ia pertama kali mengenalnya di kelas sepuluh. Tapi jelas, Winda tidak tahu itu.
“Ada apaan sih?” tanya Winda. Lando tersenyum penuh arti, lalu berkata, “Jalan ke mall, yuk. Ntar kita nonton bareng. Gimana? Atau ke Dufan aja? Gue yang traktir deh..”

Winda tampak menimbang-nimbang ajakan Lando.
“Jadi gimana? Mau nggak?” tanya Lando sekali lagi. Baiklah, Winda akan coba untuk membuka hatinya sekali lagi. Berharap ia akan kembali ceria seperti yang dulu. Dengan penuh keyakinan, akhirnya Winda mengangguk.
“Oke, gue mau. Tapi kita pergi ke Dufan aja ya? Beneran elo yang traktir, kan?” kata Winda pada Lando.

Lando mengangguk, “Oke, kalo gitu hari Sabtu sepulang sekolah kita berangkat. Lo jangan lupa bawa baju ganti. Oke?”
“Oke.” kata Winda senang.
...

Sudah jam 12 malam dan Winda tidak bisa tidur karena hatinya terus berdebar membayangkan hari esok. Jujur, Winda sangat tidak nyaman dengan perasaan ini. Semalam ia juga mendapat kiriman dari seseorang yang misterius lagi. Ia mendapat sebuah kotak yang berisi sepasang sneakers nike bernuansa perempuan.
Di kotak itu juga tertempel post-it bertuliskan,
Ini buat kamu, dipake ya..
...

Alhasil, keesokan harinya ia memakai sneakers cantik itu. Ia juga membawa baju ganti untuk pergi ke Dufan dengan Lando. Saat istirahat pertama, Lando menghampirinya. “Lo nggak lupa bawa baju ganti, kan?” tanya Lando memastikan. Winda yang sedang menulis rangkuman hasil pembelajaran Biologi barusan menoleh, “Nggak lupa, kok.”
“Lo pasti nggak bawa helm, kan? Tenang aja, gue udah bawa kok. Kemarin gue beli buat lo.” kata Lando. “Lo nggak ke kantin? Rajin banget sih jadi anak? Ke kantin, yuk..” ajak Lando. Winda tidak menolak ajakan Lando, ia mengikuti Lando pergi ke kantin.
Winda melihat Bila dan Tian yang biasanya duduk bersama di kantin, kini berpisah. Winda segera tahu apa yang terjadi. Ia jadi merasa sedikit bersalah.
...

Lando dan Winda sudah sampai di Dufan ketika pukul satu siang. Winda mengenakan baju kesayangannya juga sneakers keren itu. Sedangkan Lando mengenakan kemeja berwarna biru yang dilipat tiga per empat pada lengan dengan celana berwarna senada.
Mereka menikmati waktu kebersamaan. Saat menaiki Bianglala, tiba-tiba Winda meneteskan air mata, membuat Lando panik. Winda teringat kembali pada sosok yang sangat ia rindukan, Bila. “Lo kenapa nangis?” tanya Lando dengan lembut saat mereka masih ada di dalam Bianglala.

Tanpa sadar, Winda telah menceritakan masalahnya dengan Bila pada Lando. Sesuatu dari Lando membuat Winda percaya padanya. Ia mendengarkan dengan seksama, lalu sesekali memberi saran untuk Winda.
“Menurut gue sih, ikhlasin aja. Cowok nggak cuma satu. Jangan sedih terus. Buka lagi hati lo buat orang lain. Buat orang yang ada di depan lo ini..” kata Lando dengan lembut. Ia memang sengaja naik Bianglala waktu matahari terbenam dan berencana menembak Winda.
Winda kaget mendengar perkataan Lando, lalu lebih terkejut lagi saat tahu Lando sudah berlutut di hadapannya. “Winda, jujur gue suka sama lo. Selama ini gue yang ngirimin sesuatu ke elo. Maaf kalo gue udah bikin lo penasaran. Gue pengen lo jadi pacar gue. Mau nggak, lo jadi pacar gue?” tembak Lando tepat sasaran.
Winda senang akan ungkapan cinta Lando itu. Ia terharu hingga tangisnya makin menjadi. Ia mengangguk, menerima Lando sebagai pacarnya. Ya, ia akan kembali menjadi Winda yang dulu. Ia akan memaafkan Bila. Ia jadi makin merasa bersalah pada Bila.

Lando merasa senang, ia puas dengan hasil kencan hari ini. Ia memeluk Winda yang menjadi sangat kecil dalam pelukannya. “Makasih buat hari ini, Lan. Gue juga suka sama elo..” kata Winda dalam pelukan Lando.
“Sama-sama, sayang..” jawab Lando. Tepat di saat itu, ponsel Winda berbunyi. “Siapa sih yang telepon? Ganggu aja deh..” kata Lando kesal.
“Bentar ya,” kata Winda lalu mengangkat telepon itu. “Ya?” kata Winda.
“Gue udah putus sama Tian. Lo mau maafin gue, kan?” tanya seseorang di seberang sana dengan isakan. “Lo nggak perlu putus sama Tian. Gue udah maafin elo. Gue udah punya cowok, Bila..” kata Winda menitikkan air mata.
“Beneran, Winda? Makasih ya, elo emang sahabat terbaik gue. Makasih. Gue janji nggak akan mengkhianati lo lagi.” kata Bila di seberang sana. Bila menangis karena senang. Dan, telepon pun diakhiri.
“Siapa?” tanya Lando.
“Bila. Aku udah maafin dia. Aku ikhlasin semuanya, karena Tuhan udah memberikan aku yang lebih baik dari dia, kamu.” kata Winda.
“Ya, Tuhan memang sudah merencanakan segalanya, untuk kita..” kata Lando sambil tersenyum lalu merangkul bahu Winda dan mengajaknya pulang.

CERITA TERBARU 2014 "KARENA HANYA MELIHATMU TERSENYUM SAJA, ITU SUDAH CUKUP"

KARENA HANYA MELIHATMU TERSENYUM SAJA, ITU SUDAH CUKUP
Karya Wawan

Cinta, apakah kau yakin dengan cinta? Apakah cinta yang kamu rasakan saat ini adalah cinta yang sebenarnya? Apakah cinta itu akan terus menjadi cintamu untuk selamanya?

Apakah cinta tak pernah membuatmu terjatuh? Jika ia...

"brak!!" suara tabrakan yang membuat langkahku terhenti. "aduh.. Maaf, maaf, aku nggak sengaja.." kata seorang perempuan yang terjatuh karena menabrakku tadi. "oh, nggak apa-apa kok. Kamu baik-baik saja kan? Sini, biar aku bantu" ucapku. "makasih.." kata si perempuan itu sambil menerima uluran tanganku.
Sesaat setelah berdiri dan kembali rapi, perempuan itu langsung saja berlalu dan mulai mempercepat langkahnya. Aku terdiam sejenak, memikirkan apa yang baru saja terjadi, mengingat-ingat kembali sosok perempuan itu. Ingin ku kejar, tapi.. "hey!! Buruan! ini jamnya pak Bambang loh.." suara dari belakang memanggilku. "oh, elu Yan, ayo.." jawabku.
Cerpen Cinta Remaja
Karena Hanya Melihatmu Tersenyum Saja, Itu Sudah Cukup.
Kami pun mulai melangkah menuju ke kelas yang jaraknya lumayan jauh dari gerbang sekolah tempatku berdiri ini. "tadi itu siapa?" tanya Iyan di selah-selah langkah kami. "yang tadi? Siapa?" tanyaku kembali. "yahh.. Pura-pura bego', cewek yang nabrak lo tadi itu siapa?" jelas Iyan. "ooo.. Cewek yang tadi? Gue nggak tau juga tuh, ketemu aja baru tadi." jawabku. "ohh.. Eh, tapi dia cantik juga, Kira-kira dia kelas berapa yah?"."iya juga sih, tapi sudah lah.. Nanti kalau ketemu lagi, kita kenalan.." janjiku kepada Iyan. "beneran yah? Awas lo kalau kenalannya nggak ngajak-ngajak gue" ancam Iyan. "iya deh.. Gue janji" jawabku.

Bel pulang telah berdering, gerbang sekolah ramai dipenuhi dengan siswa siswi yang ingin pulang..
Tapi pandanganku tak berpaling lagi setelah ku lihat seorang wanita sedang terdiam manis di depan gerbang. "wah, betul kata Iyan. Kau memang cantik" batinku. Perempuan yang berdiri itu adalah perempuan yang menabrakku tadi pagi di gerbang sekolah. Ingin ku hampiri, hanya untuk sekedar kenalan.. Tapi, baru saja ku memulai langkah, ia telah di jabat duluan oleh orang lain, dan ternyata orang itu adalah Iyan teman dekatku sendiri. "duh, katanya kalau mau kenalan harus barengan, barengan apaan kalau kayak gini?" batinku. Terpaksa keinginan untuk berkenalan dengannya harus ku tahan dulu, ini bukan waktu yang tepat menurutku..

Sesampai di rumah, otakku masih saja memikirkan siapa sebenarnya wanita itu, apakah anak baru? Atau hanya aku saja yang baru melihatnya? "cewek itu, namanya.. siapa yah?" batinku. Rasa penasaranku semakin menjadi-jadi. Di kamar kesayangan, ku coba mengingat-ingat kembali paras wajahnya.. Sungguh, dia memang menawan. Kulitnya yang putih, rambutnya yang lurus terurai, matanya yang indah, apalagi jika ditambah dengan ekspresi panik seperti tadi.. Kau semakin cantik. Ada getaran aneh jika memikirkannya. Padahal baru ketemu.. Perasaan apa ini? Cinta? Ini tidak mungkin cinta, tak secepat ini untuk jatuh cinta..

Hari telah berganti lagi. seperti biasanya, ke sekolah..
Aku adalah siswa di salah satu SMA di ibu kota, namaku Adli. Sekarang aku duduk di bangku kelas XI dengan umur 17 tahun, dan bicara tentang hobi, aku lebih senang dengan hal-hal yang berbau musik.

Di sekolah, suasana masih seperti biasanya, pak satpam yang menjaga di gerbang sekolah, kepala sekolah yang selalu setia mengelilingi setiap sudut sekolah, dan para wali kelas yang sibuk mengkordinir anak muridnya.. Tapi, ada satu yang beda.. Entah kenapa di pagi ini ada panggung kecil di tengah lapangan, dan di sana telah banyak orang yang berkumpul. Dentingan suara mic mulai terdengar dari speaker, dan setelah itu terdengar suara alunan gitar acoustic yang dibarengi dengan suara yang lembut. "you know all the things i said, you know all the things that we have down, and the things i gave to you.." lagu ten2five yang mengalun indah, memenuhi seluruh lapangan sekolah. Terdengar enak dan merdu di telinga. Rasa penasaran mulai menyerang pikiranku, ku perdekat langkah ke panggung. Ingin ku lihat siapa yang menyanyi semerdu itu. Langkahku semakin dekat, dan dekat.. Sehingga bisa ku lihat jelas siapa yang bernyanyi di panggung itu. "itu kan cewek yang kemarin?" tanyaku di dalam hati. 
Sungguh dia memang wanita yang keren. selain cantik, dia bisa main musik juga, sambil nyanyi pula. Salut! "gimana? Keren kan?" suara dari samping kanan membuatku spontan menjawab tanpa menoleh "keren banget!". "kamu suka?" tanya suara itu lagi, tapi kali ini ku respon dan dibarengi dengan menoleh "elo Yan? Ngapain kamu nanya-nanya gitu?". "gini bro, soalnya semua ini saran gue ke Alya, biar orang-orang tertarik masuk ekskul musik" jelas Iyan. "ooo.. Gitu." jwabku singkat. "Alya.. Nama yang indah.." puji ku di dalam hati.

Tiba-tiba, suara lembut dari belakang memecahkan obrolanku dengan Iyan. "Iyan, makasih yah atas sarannya? Mudah-mudahan, setelah ini akan makin banyak yang ikut ekskul nanti"."eh, Alya.. Iya, sama-sama" jawab Iyan. Sambil menunjuk ke arahku, Alya berkata.. "ngg.. Kamu yang waktu itu kan? Yang aku tabrak kemarin? Aduh.. Maaf, aku terburu-buru soalnya.."."eh, iya. Nggak papa kok". Jawabku dengan sedikit grogi. "kenalin, namaku Alya.." kata Alya spontan sambil memberi uluran tangannya yang dibarengi dengan senyum yang indah. "aku Adli, sudah tahu kok dari Iyan.." responku sambil membalas uluran tangannya. "Hehe.. Kalian sahabatan yah? Atau lebih dari sahabat?" canda Alya. Belum sempat aku menjawab, Iyan langsung saja menerobos. "bener banget! Kita sering tidur bareng malah"."wah, klop banget! Kalian pasangan yang fenomenal. Hehe.." canda Alya lagi. "eh, nggak kok. Gue masih normal. Iyan aja tuh yang sering banget nyolek pantat sesama jenisnya kalau di kelas. Bela ku yang tak ingin membuat Alya menjadi ilfeel. "iya deh.. Percaya percaya.. Eh, aku duluan yah? Kayaknya banyak yang minat tuh. Daah..?" kata Alya sambil meninggalkan kerumunan penonton. "daah.." balas kami secara serentak."gile lu! Ngapain pake bongkar kartu segala?" kesal Iyan kepadaku. "yang buka kartu duluan siapa? Kamu kan? Dasar lo bocah mesum!". Ejekku kepada Iyan dan berlalu meninggalkan lapangan menuju ke kelas.

Sungguh, Alya memang cantik.. Dia berbeda, tak ada yang seperti dia di sekolah.. Humoris, supel, dan baik.. Wanita Idaman para pria.. Mungkin, aku memang telah jatuh cinta kepadanya..

Sudah seminggu setelah hari kenalan ku dengan Alya. Dan karena kami satu angkatan, kami selalu berbagi dan sharing tentang pelajaran sekolah kami.. Tak ku sia-siakan kesempatan ini. ini adalah ajang yang tepat untuk mengenal Alya lebih jauh, dan untuk mencari tahu apakah dia memang juga memiliki rasa terhadapku.
"Dli, lo suka sama Alya yah?" tanya Iyan di sela-sela jam pelajaran. "suka? Nggak lah.. Terlalu cepat untuk suka Yan, apalagi minat buat di jadiin pacar.." Sangkalku."yang bener lo?" tanya Iyan. "yang bener lah.." sangkal ku lagi.

Rasa ini tak akan ku umbar kecuali jika Alya juga merasakan hal yang sama.. Sedangkan yang ku lihat saat ini Alya tidak begitu memberi sinyal-sinyal yang sangat nyata..

Untuk yang kesekian kalinya, aku dan Alya bertemu lagi di jam istirahat sekolah dan biasanya ngobrol dulu. Kami mulai sedikit akrab, sehingga Alya juga sudah sering bercanda dan mulai bertanya tentang urusan pribadiku.
"eh, Adli. Kamu kok ngomongnya cuma sama aku doang? Aku nggak pernah tuh lihat kamu ngomong akrab dengan cewek yang lain. Pacar kamu mana?" sungguh, pertanyaan Alya yang satu ini membuatku semakin berharap.. "ngg.. Nggak kok, aku biasa juga sih ngobrol sama yang lain. Tapi nggak ada yang senyambung kamu. Hehe.." jawabku dengan sedikit memuji. "bisa aja kamu.."

ku mulai langkah awalku, aku akan berkonsultasi kepada Iyan dan meminta sarannya..

Baru ku mulai mencari Iyan, tiba-tiba dia langsung saja muncul dengan ekspresi yang sangat ceria. "Adli, gue punya kabar gembira bro.." ucap Iyan. "ee.. Gue juga punya kali.." ucap ku juga yang ingin duluan ngomong. "alah.. Pokoknya gue dulu. Dan kabar baiknya adalah gue jadian sama Alya bro.. Gue nggak nyangka banget. Trnyta PDKT dan pengorbanan ku selama ini nggak sia-sia bro.. Gila! Keren nggak tuh? Di taman gue nembak dia di depan teman-teman sekelasnya. Dan langsung di terima bro.. Eh, lo tadi mau ngomong apa? Cepetan! Habis ini langsung gue traktir lo makan sepuasnya di kantin." jelas Iyan yang ternyata telah jadian dengan Alya. "wah, keren bro! selamat yah!" responku. "makasih bro.. Nah, sekarang giliran lo yang cerita." pinta Iyan. "eh, nggak jadi bro. Jam ekskul udah selesai. Gue ke kekelas duluan yah?". Alasanku ke Iyan. "yah, nggak asik lo, trus traktirannya?" tanya Iyan lagi. "kapan-kapan aja yah? Gue duluan. Daah?" jawabku dan berlalu meninggalkan Iyan dengan perasaan yang sangat rapuh.

Sungguh, ini mungkin egois. Tapi sangat sedih terasa jika mengingat kembali pengakuan dari Iyan. Aku suka Alya, dan Iyan telah menjadi pacarnya Alya.. Apa yang harus ku lakukan? Mengatakan perasaanku kepada Alya? Tapi Alya telah menjadi milik orang lain..

Sesampai di rumah, yang ku lakukan hanyalah pasrah.. Pasrah atas cintaku yang telah pergi..
Seandainya jika aku jujur terhadap Iyan tentang perasaanku yang sebenarnya kepada Alya, mungkin nasibku tak akan semalang ini..

Kini, hari-hari ku lebih banyak dipenuhi dengan kemesraan antara Adli dan Alya.. Sakit memang, tetapi aku akan tetap tegar dan bertahan..

Alya, tak apa jika aku bukan milikmu.. Tak apa jika bukan aku yang selalu menemani hari-harimu.. Dan tak apa pula jika bukan aku yang selalu membuatmu tersenyum..

Aku rela tidak menjadi milikmu, aku rela tidak bisa selalu berada di sampingmu..

Karena, hanya melihatmu tersenyum saja.. Itu sudah cukup..

CERITA TERBARU 2014 "LEBIH INDAH"

LEBIH INDAH
Karya Ayuning H. Hamidah
“Aku benci merindukan kamu, tapi aku lebih benci lagi ketika sadar aku bukan lagi siapa-siapa kamu, satu hal yang menyakitkan dari sebuah perpisahan yang tidak baik-baik, adalah ketika rindu tak lagi bisa disampaikan, semuanya terhalang jeruji-jeruji benci, berkali-kali aku mencoba lari, lari dari kenyataan yang menghampiri, semuanya sia-sia, kamu pergi..”

Aku menatapi langit-langit kamar yang penuh dengan kehampaan dengan ditemani soundcloud dari Oka yang setiap katanya bergumam ditelingaku, membayangi apa yang telah terjadi walaupun itu seringkali membuat air mataku keluar tiba-tiba. Itu sudah menjadi kebiasaanku sebelum tidur selama kurang lebih 3 bulan ini.
“Ya tuhan, jangan sampai aku memimpikannya malam ini. Aku tidak mau ia hadir dalam mimpiku lagi”. Begitulah doaku setiap aku ingin tidur. Yang dulu berharap bermimpi indah karena kehadirannya dalam mimpiku, kini dia menjadi mimpi buruk bagiku. Karena setiap aku memimpikannya, setelah aku terbangun dari tidurku. Aku sangat merindukan sosoknya, sosok yang selalu mengucapkan selamat pagi padaku setiap hari.
Cerpen Cinta
Lebih Indah
Setiap pagi, benda yang pertama kali aku cari adalah handphone. Berharap ada keajaiban menghampiriku, yaitu diucapkan ‘selamat pagi’ oleh seseorang yang ku harapkan. Tapi, sudah tau itu tidak bakal terjadi, aku tetap saja melakukan hal itu setiap aku bangun dari tidurku.
Namaku Neila, gadis berjilbab yang suka lemot dan aslinya pemalu tetapi percaya dirinya bisa dikatakan cukup baik kata teman-temanku, aku juga bisa menjadi pendengar yang baik buat orang lain. Bahkan banyak yang bilang kalau aku dewasa..
Sudah menjadi kepribadianku yang selalu memasang muka cemberut layaknya tidak punya semangat hidup. Aku tidak mengerti apa yang telah terjadi pada diriku. Semuanya berawal dari tanggal 19 November 2012. Aku menjadi pribadi yang lemah, yang bisanya diam dan termenung. Tenggelam dalam kesendirian dan kesedihan. Ahh.. aku tidak berharap menjadi seperti itu, tapi apa daya? Betapa bodohnya diriku. Tidak heran teman-temanku sering memanggilku ‘miss galau’ karena kerjaanku hanya galau dan galau..

Menurutku, move on itu susah. Aku telah menjalin hubungan dengan seorang pria yang dulu sewaktu duduk dibangku kelas X, aku sekelas dengannya. Kurang lebih sekitar 14bulan lamanya, tentu saja bukan waktu yang lama menurutku, terlalu banyak kenangan bagiku selama bersamanya. Dan disaat aku sangat menyayanginya, dia pergi. Mungkin itu alasanku yang membuatku susah move on.
“Ada yang punya program movie maker? Aku minta soft copynya dong” Tanyaku kepada teman-teman yang ada di UKS.
“Ga punya, coba kamu download saja di google. Pasti ada” jawab salah satu temaku.

UKS adalah salah satu tempat yang bisa menghapuskan galauku sejenak. Karena kehadiran teman-teman yang bisa menghiburku. Selain UKS, tempat favoriteku untuk bisa melepas tawa adalah sekre OSIS. Disaat inilah aku mengenal arti teman yang sebenarnya, ada disaat sedih. Aku merasa lebih baik jika berada disekolah karena aku bisa melupakan kegalauanku walaupun itu hanya sementara.
“Movie Maker Windows aja downloadnya, program itu lebih simple dan ga rumit” kata temanku yang kebetulan ia adalah anak IT disekolahku.
“Oke, terimakasih ya” Jawabku.
Aku terpikir akan membuat sebuah video yang menceritakan masa laluku saat bersamanya. Itu terinspirasi dari temanku yang menghadiahkan video untuk pacarnya. Sampai dirumah, aku langsung membuka laptop dan mendownload program dan mengumpulkan foto-fotoku yang dulu sampai sekarang saat masih bersamanya. Entah begitu semangatnya, aku mengubrak-abrik laptop sampai larut malam. Kali ini, sebelum tidur. Aku hanya berharap video itu cepat selesai dan bisa aku beri kepadanya.
Setelah 3 hari aku membuat video kecil berdurasi sekitar 25 menit. Aku lega walaupun hasilnya kurang memuaskan. Setidaknya didalam video itu sudah mewakili perasaanku terhadapnya dan saat dia melihat apa yang ada didalam video itu, dia bisa mengerti keadaanku.

Keeseokan harinya, aku bertemu dengannya. Dia, mantan yang paling aku harapkan untuk bisa kembali kedalam kehidupanku. Orang yang selalu hadir dalam doaku dan harapanku. Namanya, Darel. Sebelumnya aku sudah menghubunginya dan bilang aku ingin memberikan sesuatu kepadanya. Dengan ekspresi muka yang bisa dibilang ‘malas’ melihat sosokku. Aku memberanikan diri untuk mendekatinya dan dia juga mendekatiku.
“Ini untuk kamu” ucapku
“Apa ini? Pegang aja dulu di kamu” jawabnya
“Kenapa?” tanyaku
“Aku gabawa tas. Besok saja aku ambil” jawabnya.
“yasudah” jawabku sambil membuang CD itu ke lantai.
Yang aku harapkan, dia menghargaiku. Tapi ternyata tidak sama sekali. Aku menunggu dia menghampiriku untuk menanyakan CD itu. Tetapi dia sama sekali tidak ada, mungkin dia sudah berpikir ‘masa bodo’. Dan akhirnya, aku memutuskan untuk datang kerumahnya.
Aku melaju kerumahnya yang bisa dibilang cukup jauh dari sekolah, dan juga jalan kerumahnya yang menanjak. Awalnya aku tidak berani mengendarai motor pada jalan seperti itu. Tapi setelah aku sudah tidak bersamanya, aku memberanikan diri. Tiba-tiba dipertengahan jalan, turun hujan yang lebat. Awalnya aku sudah berpikir untuk menyerah karena aku juga takut dengan jalannya yang nanjak dan licin. Tapi pikiran itu aku kurung dan tetap ingin memberikan CD itu padanya.
Sampai dirumahnya, aku tidak tau harus bagaimana cara untuk memberikan CD itu. Dan aku terpikir untuk memberikannya diam-diam, aku menuliskan beberapa kalimat dikertas kecil: “Maaf, bukan maksudnya untuk ganggu kehidupanmu lagi. Aku hanya ingin kamu mengerti perasaanku”. Kurang lebih seperti itu, aku menyelipkan kertas itu ditempat CD dan meletakkannya didepan rumahnya secara diam-diam. Dan aku bergegas ke motor dan berjalan pulang..
Belum jauh dari rumahnya, terpikir dibenakku “Apa caraku itu benar? Bagaimana jika ibunya melihat CD itu? Apakah itu cara yang sopan untuk memberikan sesuatu?”. Akhirnya aku memutuskan untuk kembali kerumahnya, dan melihat kearah rumahnya. Dan aku terkejut, CDnya sudah hilang! Aku bingung dan berpikir panjang didepan rumahnya.

Setelah 15 menit kebingungan, akhirnya aku memberanikan diri untuk mengetuk pintu.
“tok.. tok.. Assalamualaikum” salamku.

Sudah lama aku mengetuk pintu dan tidak ada jawaban sama sekali dari dalam. Aku berpikir tidak ada orang didalamnya. Tapi saat aku melihat jendela yang mengarah ke kamarnya, aku melihatnya sedang menonton videoku! Lalu aku kembali mengetuk jendelanya.
“Hey buka pintunya, aku tau kamu ada didalam”.
Darel melihat ke arah jendela dan bergegas keluar dan membuka pintu.
“aku kira kamu ibuku, makanya aku tidak membuka pintu”

Didalam pikiranku, apa dia tidak bisa mengenali suaraku? Selama setahun lebih bersama, mustahil jikadia tidak bisa mengenali suaraku.
“Masuk dulu, hujan loh” sahutnya
“mm.. gausah kayaknya. Aku langsung pulang aja. Liat ya videonya”

Dan hal yang tidak ku harapkan, hujannya semakin lebat.
“mm.. kayaknya aku numpang neduh dulu deh hehe” ucapku sambil menahan malu dan tawa.
“Yaudah ayo masuk. Motor kamu dimana? Biar aku naikin ke atas” jawabnya
“Ah tidak usah, biar saja disitu”jawabku
“Heh kamu ini” dia mengambil handuk dan menutupi kepalanya dan pergi kearah motorku.
Kamipun berjalan menuju motorku. Tiba-tiba ia menutupi kepalaku dengan haduk yang dipegangnya, disaat itu aku benar-benar ingin menangis. Sudah lama aku tidak merasakan hal itu, hujan-hujanan bersamanya. Sambil bercandaan dia menutupi kepalaku dengan handuk itu. Ahh.. momen yang diluar dugaan..

Didalam rumahnya, aku menemaninya menonton pertandingan klub bola kesayangannya. Dan sekali lagi, sudah lama aku tidak menemaninya nonton bola. Dulu, saat aku masih bersamanya, saat klub kesukaannya mencetak gol. Dia teriak ke arahku dan mencubitku juga menggocangkan badanku saking senangnya. Sekarang? Aku hanya bisa terdiam melihatnya teriak saat ia menonton bola.
“Ah.. mungkin ini saat yang tepat untuk mengungkit masalah hubungan kami” dalam hatiku bergumam.
“Aku dengar kamu sedang dekat sama temen sekelasmu” tanyaku.
“Itu Cuma gossip”
“benarkah? Tapi kamu mengakui kepada teman-temanku kalau kamu pacaran sama dia?
“Itu Cuma pacaran bohongan. Tapi kalo beneran juga aku ga nolak”

Ah… bayangkan apa yang aku rasakan saat itu. SAKIT!
“Aku dengar juga kamu suka sama kakak kelas? Tanyanya.
“Siapa bilang? Itu Cuma bercanda”
“Bohong! Ayolah jujur, mana tau aku bisa bantu kamu dengannya”

Ah.. betapa bodohnya dirimu. Sudah jelas-jelas yang aku harapkan selama ini adalah kamu..
“Apa kamu tidak bisa memikirkan kembali apa yang selama ini aku ungkapin? Tanyaku

Dia hanya terdiam sambil menonton pertandingan di TV..
“hey.. jawab dong”
“Ahh sudahlah. Biarkan aku tenang menonton, jangan rusak keadaan dong”.
Sabar… aku sudah terbiasa diabaikan seperti ini. Aku kira aku bisa berharap bisa kembali ke kehidupannya. Kondisi yang sama seperti waktu itu.. kerumahnya dalam kondisi hujan-hujanan bukan pertama kalinya bagiku. Saat itu dia sakit dan tidak masuk sekolah, dalam status aku dan dia sudah putus. Aku menjenguknya dan membawa makanan dan jus, lagi-lagi dalam keadaan hujan-hujanan sampai aku mendapat kecelakaan kecil saat perjalanan kerumahnya. Sampai dirumahnya, dalam kondisi tubuhku basah, dia memelukku dan melihatku terharu. Dan dia berkata ‘sayang’ kepadaku, padahal saat itu kami tidak mempunyai status apapun. Dan setelah itu akhirnya kami balikan, dan tanggal 16 November 2012 tidak menjadi failed anniversary kami yang ke-14 bulan. Tapi, keadaan sekarang berbeda. Sepertinya sudah tidak ada harapan lagi untuk kami kembali.

Terhitung dari putus, aku masih menghubunginya dan memperjuangkannya untuk bisa balikan. Sampai akhirnya dia mendapat pacar baru dan disaat itu aku berhenti menghubunginya. Dan saat dia telah putus, aku kembali menghubunginya, tetapi tidak seperti dulu yang benar-benar ngeperjuanginnya. Dan tak lama itu akhirnya dia kembali mendapatkan pacar, disaat itu juga aku merasa lelah dan tersadar bahwa semuanya sia-sia.
“Jika kamu tau, semua yang aku perjuangkan ini telah menyebabkan luka dibanyak hati. Aku mencari bayangmu dalam wujud orang lain, Aku mencari cintamu dalam hati yang lain. Dan jika kamu akhirnya mendengarkan ini ketahuilah aku sudah benar-benar pergi. Mungkin, banyak yang lebih baik dari kamu, tapi ngga akan, ngga akan ada yang seperti kamu. Kenyataan itu yang sekarang menghampiri aku dan akhirnya aku bekap rasa sakit ini berharap semuanya berlalu, semoga bayangmu tak lagi menjadi bayang semu, tapi biarkan semuanya berlalu, tentang aku dan kamu.”

Selama aku memperjuangkannya, hadir sosok teman yang selalu mendengar keluh kesahku. Dia seorang pria yang selalu aku harapkan kehadirannya, karena aku sudah terbiasa ditemani dengan candanya yang tidak jelas tetapi bisa menghiburku saat aku down dan sedih. Setelah aku mencoba melupakan masa laluku, aku perlahan bisa dan mulai membuka hatiku untuk yang lain. Tetapi, entah mengapa teman baikku memberikan perhatian yang lebih. Perhatian yang aku artikan berbeda, bukan sekedar teman dan aku berpikir itu lebih. Dan lama kelamaan aku merasa nyaman dengan perhatiannya dan aku merasa senang saat mengobrol dengannya. Sampai aku merasakan perasaan yang membuatku bingung. “Apakah aku menyukainya?” aku selalu bertanya-tanya dalam hatiku setiap kali ia memulai percakapan lewat bbm, twitter, maupun sms.
“Tak apa, aku sempat putuskan untuk mencari lagi, mencari sosok seperti kamu yang dulu ada dihati hingga aku sadar rasa apa yang kini ada dalam benak diri, rasa mati, semuanya hanya rasa mati”.
“Apa yang aku rasakan ini? Aku tidak hanya ingin dia menjadi temanku, tapi apa itu mungkin? Dia adalah teman baikku, dia juga adalah teman baik mantanku, dan mantannya adalah teman baikku. Ahh.. kenapa aku harus mempunyai perasaan ini? Tanyaku dalam hati.

Sudah lama kami bersama Adli, teman baikku yang dia-diam menjadi orang yang istimewa bagiku, dalam candaan dan perhatian yang lebih dari sekedar teman. Seperti mempunyai hubungan yang special layaknya orang pacaran. Kini setiap pagi, kebiasaanku itu tidak sia-sia. Setiap hari juga aku mendapat ucapan ‘selamat pagi’ darinya. Aku sangat merasa lebih baik karena kehadirannya. Sosoknya seakan menjadi pelangi saat hujan badai.
“Dan kau hadir, merubah segalanya menjadi lebih indah. Kau bawa cintaku setinggi angkasa. Membuatku merasa sempurna. Dan membuatku utuh, tuk menjalani hidup berdua denganmu selama-lamanya. Kaulah yang terbaik bagiku”

Lagu itu benar-benar menggambarkan sosoknya, dia datang disaat yang tepat. Semakin lama semakin perasaanku mendalam padanya. Ditambah lagi, dia menyanyikan lagu-lagu kesukaanku diiringi gitar. Nyanyiannya seakan menyihirku, dan yang terpikir dariku adalah, aku ingin memilikinya secara utuh..
Suatu hari, aku memberanikan diri untuk menanyakan hal yang berkaitan dengan status apa yang selama ini kami jalani. Dia juga bingung dengan pertanyaanku dan tiba-tiba dia mengungkapkan perasaannya bahwa ia menyayangiku tetapi dia ingin punya waktu yang tepat untuk melanjtui kehubungan yang nyata. Ya.. pacaran. Dia ingin aku menunggunya, dan aku meng-iyakan permintaannya. Dan dia berjanji tidak akan memberikan harapan yang tidak pasti dan tidak akan mengkecewakanku.

Hari-hari telah ku lewati bersamanya seperti pasangan kekasih tapi masih dalam sikap yang malu-malu. Aku makin merasakan kenyamanan pada dirinya, dia selalu ada disaat aku membutuhkan seseorang yang bisa mengerti keadaanku. Semakin lama juga, semakin perasaanku tak terhingga, aku ingin segera memilikinya dengan utuh. Ya, aku tidak mau kehilangannya walaupun dia bukan milikku.

Aku berharap suatu hari aku akan merasakan bahagia karena senyumannya yang selalu menghiasi hari-hariku, dan semuanya berawal dari canda tawa..
“Mau nonton drama bareng sama aku?” ajaknya.

Akupun mengiyakan, aku pergi bersamanya. Selama perjalanan, kami bersenda guraw, tertawa karena sikapnya yang tidak jelas, ngeselin tapi mampu membuatku tertawa. Ah.. mungkin itu hari paling bahagia bagiku, sampai dirumah dia mengirimkanku pesan lewat BBM.
“Kamu mau jadi pacarku?”

Seakan aku ingin teriak, lebay sih tapi itulah yang kurasakan. Aku tak sanggup menahan senyum dan bahagia. Lalu aku mengiyakan pertanyaannya. Dan hari itu adalah hari dimana kebahagiaan baru aku awali. Hari yang aku tunggu, hari yang aku impikan. Yang bisa memilikinya utuh, membuatnya bahagia. Aku bersyukur dengan keadaanku yang sekarang, aku menikmati kebahagiaanku yang sekarang. Sungguh, aku sangat menyayangi mantan temanku itu, mantan teman? Ya karena sekarang dia telah menjadi pendampingku yang bisa disebut ‘pacar’. Dan masa laluku, telah aku lupakan dan hanya menjadikan itu sebuah kenangan.

Kini aku percaya, bahwa ada rencana lebih indah dibalik kesedihan yang mendalam. Tergantung kamu menghadapinya, sesabar apapun kamu pasti akan ada hasil yang tidak akan mengecewakanmu. Tuhan itu adil, ia memberikanmu kesedihan agar kita bisa belajar artinya kesabaran. Dan itu akan dibalas dengan kebahagiaan yang tak pernah kamu bayangkan sebelumnya. Roda terus berputar. Tersenyumlah maka kebahagiaan akan menantimu. Buatlah kebahagiaan yang bukan sesaat, bukan yang mudah datang dan pergi.. Jagalah kebahagiaan itu dengan tulus, sebelum semuanya pergi dan tak akan kembali. Cinta diiringi kebahagiaan membuat segalanya lebih indah..

CERITA TERBARU 2014 PADAHAL AKU SUDAH MERELAKANNYA

PADAHAL AKU SUDAH MERELAKANNYA
Karya  Nisrina N

Hari ini adalah hari yang indah. Aku adalah christine maggie. Aku besekolah di smp suka jaya. Yang sekolah internasional. Banyak sahabat baik disana. Prestasiku juga tak kalah cemerlangnya. Namun sekolah itu lumayan jauh, sehingga orang tuaku memindahkanku secara paksa. Aku menurut saja.

Aku dipindahkan ke smp kartika dekat rumahku. Lumayan bagus tempatnya. Jujur saja aku sedikit gugup saat memperkenalkan diri di depan 58 orang di kelas itu. “baik christine, silahkan duduk di sana” suruh guru baruku dengan tangan menunjuk perempuan bernama anita. “ya” jawab aku dengan sedikit senyum.

Ketika berkenalan dengan anita, aku mengetahui sikapnya. Anita adalah sosok perempuan feminim yang tidak bisa marah, dan tidak lumayan pintar. Ketika bell istirahat berbunyi aku tetap di kelas. Dan beberapa temanku mengerubungi dengan beralasan ingin megetahui lebih banyak tentang diriku. ????api ada seorang laki-laki yang tidak sengaja memegang pundakku, namanya michael. “maaf, tidak sengaja” kata michael. Aku hanya tersenyum

Beberapa bulan kemudian aku semakin dekat dengan lelaki bernama roy, lumayan tampan dan sangat pintar. Benar sekali aku suka padanya. Ketika pulang ke rumahku melalui akun facebook roy menyatakan cintanya padaku. Kebahagiaan tiada tara di hatiku.

Keesokan harinya, aku sangat kaget ketika mengetahui bahwa teman-teman sekelasku mengetahui bahwa aku dan roy saling jatuh cinta. Semenjak itu aku tidak pernah berbicara pada roy berhadapan, selalu di akun facebookku. Roy sangat perhatian kepadaku. Tapi lama-kelamaan roy tidak pernah merespon facebookku’ aku tak kecewa, tapi sangat wajar bila aku penasaran.

Sebulan kemudian dia sedikit menjauhiku.
“woy! Roy masih suka tau sama lo christ” kata michael “tau dari mana lo?” ketusku
“gua itu sahabatnya roy, segala hal tentang roy. Gua pasti tau, kalau gak percaya ya udah!” kata michael dengan sangat meyakini perkataanya dan pergi meninggalkanku. Ternyata debbie sang sahabatku sangat mencintai roy dari dulu, aku sanggat tidak tahu tentang itu, yang ku tahu hanya roy tidak cinta pada debbie.

Sejak saat itu debbie memusuhiku. Aku jadi sangat binggung memilih cinta atau sahabatku. Kenaikan kelas berlangsung, ternyata aku mendapat ranking 1, ????api sayangnya roy ranking 2. Yang artinya aku tidak akan sekelas denganya. Walau pahit tapi aku menerima takdir ini.

Entah setan apa yang merasuki ku, aku menjadi suka pada michael’ sahabat karib roy. Aku cepat-cepat membuang pikiran itu. Hari demi hari berlalu aku semakin cinta pada michael, tanpa satu orang pun yang mengetahuinya.

Aku mengerti jika aku mencintai roy tapi tekadku bulat, aku lebih memilih pelajaran dari pada cintaku, yang artinya aku tidak akan mencintai roy dan michael lagi. Karena aku mengerti perasaan anisa, dia dari dulu suka sama roy. Ketika ada aku roy jadi suka padaku. Dimana tata krama ku. Hidupku hanya bisa menjadi hina. ????api kenapa ketika aku bertemu dengan michael ataupun roy aku menjadi bahagia.

Aku gak mengerti, biarkan takdir yang mengurus, biarkan semua ini ada jalan terbaik untukku. Aku merelakan anisa dengan roy. Apa itu salah!
Kenapa jika aku membiarkan semua ini, aku tetap salah, dan kenapa anisa bersikeras menghinaku, dan kenapa anisa bersikeras mengikuti gayaku, hidupku, bahkan jiwaku sendiri untuk mencari perhatian roy.

Aku telah merelakannya walau sakit!!

Tekad ku bulat, ????api kenapa hati ini bercabang dua. Aku rela roy bersama anisa, dan aku merasa bahagia di dekat michael dan roy.

Yang jelas biarkan semua ini menjadi tabu.

~ end ~

CERITA TERBARU 2014 "SURAT TERAKHIR UNTUK ANDINI"

SURAT TERAKHIR UNTUK ANDINI
Karya Andi Rahmat
“Ivan bangun sudah siang, emang kamu ga mau sekolah?” teriak mama di balik pintu kamarku,”iya mah” aku bangkit dari tempat tidur ku lalu bergegas untuk pergi kesekolah dan seperti biasa di meja makan sudah ada mama ku yang menyiapkan sepotong roti dan segelas susu, ya dialah mama ku, mama yang sangat aku sayangi, setiap hari dialah yang menyiapkan keperluanku, bukannya aku malas tapi aku akan lebih bersemangat jika ibu ku yang menyiapkannya.
“Mah aku berangkat” teriak ku sambil berlari ”hati-hati di jalan”sahut mamaku,hari ini tak seperti biasanya aku berangkat ke sekolah berjalan kaki karena sepeda yang biasa aku gunakan sedang di betulkan,bukannya tidak ada kendaraan lain namun aku lebih baik berjalan kaki dari pada naik motor karna lebih sehat.

Saat aku jalan terdengar suara dari kejauhan yang memangilku “ivan?ivan?ivan? TUNGGU?” sepertinya aku kenal suara itu,aku pun menghentikan langkah ku dan berpaling kearah suara itu,ternyata suara itu milik sesosok gadis yang sangat aku kenal,dia adalah sahabat ku andini biasa di pangil andin, aku dan dia sudah saling mengenal sejak kecil “kamu jalannya cepet banget sih van?”oceh andin sambil ter engah-engah karna mengejarku,”maafff andin?aku terburu-buru karna takut terlambat”balas ku,”ya ampun ivan, tenang saja ini masih jam 6.00”balasnya sambil mencubit hidungku, dia memang sangat senang sekali mencubit hidungku entah kenapa tapi yasudah lah,”iya sih, yaudah klo gitu,kita berangkat bareng yuk?”balasku,“duhhh ivan-ivan kamu dodol banget sih?”balas nya agak kesal ”dodol kenapa?”Tanya ku sedikit bingung,”iya kamu itu dodol,magsud ku mengerjarmu adalah untk berangkat bareng dengan mu ivan” jawab nya kesal sambil menoyol kepalaku, “hehehehe” aku tersenyum, “yaudah ayo buruan kita berangkat jangan cengar cengir ajah”ucap nya menyuruhku untuk bergegas, “iya andin bawel” sahut ku sambil menutup mulutnya dengan tangan ku, “ihhh apaan sih ivan ?” oceh nya kesal, “iya-iya maaf”sambil ku cubit pipi nya.
Surat Terakhir Untuk Andini
Kami pun segera melanjutkan langkah menuju sekolah, sepanjang jalan yang kami lakukan hanyalah bercanda, ya itu lah kami sepasang sahabat yang aneh.
Sesampainya di sekolah kami pun berpisah karna aku dan dia memang berbeda kelas,sesampai nya di kelas aku langsung membuka buku catatan kimia ku krna setahuku hari ini ada ulangan kimia karna sebentar lagi ulangan simester.

Saat ku sedang sibuk membaca seorang teman ku menghampiri ku “cie yang abis berangkat bareng?” ledek temanku dia adalah rendy, rendy adalah teman yang paling dekat dengan ku di sekolah, “apaan sih?” sahut ku dingin “ga deh ga jadi !” dia pun menjauh dari ku.
“kringggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggg” Akhirnya bel masuk pun berbunyi .
setelah selesai ulangan seperti biasa kami di beri waktu untuk ngobrol oleh guruku, lalu datang lah sesosok mahluk yan tadi meledekku, “hyyy ivan?gimana tdi ulanganya?gampang kan?” ocehnya meledekku lagi, memang seperti biasa kerjaannya hanya meledekku saja setiap hari, “gampang dari mana?” sahut ku kesal, ”hahahaha,yaudah sih sob jangan marah gitu jadi takut gw!” ocehnya sambil tertawa, “ iya – iya” balasku sedikit masih kesal, “oh iya van?kamu ada hubungan apa sih cma cwe itu ?”Tanya nya serius, “cwe yang mana?” Tanya ku balik, “cwe yang itu loh, yang sering berangkat sekolah bareng denganmu!” jawab nya menjelaskan, “oh dia, dia itu sahabat ku sejak kecil” jawab ku santai, “tapi apakah kamu punya perasaan sama dia?” Tanya nya penasaran, hati ku langsung berdetak sangat cepat seperti mau meledak “e,,,en,,,,enga nga ada, kenapa nanya git sih?”jawab ku gugup, “baguslah,karna aku tidak mau kamu sakit nanti nya karna dia baru saja jadian dengan ketua osis” hatiku seperti sejenak berhenti mendengar orang yang selama ini aku cintai sudah memiliki pacar,ya aku memang sudah lama menaruh perasaan ku pada dia sahabatku andini, tak pernah sekalipun aku aku berfikir untuk ingin mengungkapkan perasaan ku ini padanya karna aku takut kalau nanti malah akan merusak hubungan persahabatan kami.

Jam pejalaran terus berganti “kringgggggg,kringgggggggggg,kringggg !!” akhirnya bel pulang pun berbunyi aku bergegas merapikan buku dan langsung pergi menemui andini untuk mengajaknya pulang bareng namun, setalah sampai di depan kelasnya aku terkejut melihat andini bersama seorang cwo yang tidak lain adalah pacarnya dia bernama diky “din pulang bareng yuk?aku sedang tidak ada rapat osis” ajak diky, “ayukkk” tak sengaja aku mendengar percakapan mereka aku segera bergegas pergi membawa luka yang cukup membuat ku tersiksa.

Namun di saat aku berjalan melewati gerbang sekolah terdengar suara memangilku “ivan?” ya suara itu milik andin, aku tak menghiraukannya aku terus melanjutkan langkahku namun suara itu masih terdengar memangilku dan terdengar suara langkah kaki menuju ke arahku ternyata andin mengejarku “ada apa din? Tanya ku dingin,
“kamun kenapa sih van ?aku pangil malah jalan terus? Aku mw mengenalkan pacarku? Kenalkan dia diky?” kami pun berjabat tangan “aku ivan”.
“Oh iya din,maaf aku tak bias lama-lama” oceh ku menahan sakit, “kamu kenapa sih? Ga biasanya kya gini?yaudah lah kalau kamu buru-buru”jawab nya bingung

Aku pun pergi meningalkannya yang sedang bersama diky, sesampai nya di rumah aku langsung masuk kamar dan berbaring “kenapa rasanya sesakit ini?apakah kamu tau apa yang aku rasakan?aku mencintaimu andin!!! Kenapa kamu melilihnya?kenapa bukan aku?” , “ivan” suara yang mebangunkan ku dari lamuman tentangnya, ternyata andin memangilku di balik pintu kamarku,lalu aku pun bangkit dari tempat tidur dan menemuinya “ada apa din?” Tanya ku,
“kan besok hari mingu aku ingin mengajak mu jalan-jalan bersama yang lain?” jawabnya “apakah semuanya membawa pasangan?” Tanya ku lagi, “mungkin saja”jawabnya bingung, “jika semua membawa pasangn nanti aku dengan siapa?” jawab ku kesal, “kamu kenapa sih semenjak aku mengenalkan diky dengan mu sikap mu jadi berubah?kau kan bisa dengan ku !!!”ocehnya padaku, “oke aku ikut” jawab ku dingin, “nah itu baru sahabat ku,aku tunggu besok jam 8 pagi di depan sekolah”jawabnya sambil pergi keluar rumahku, ya memang rumah kami bisa di bilang dekat hanya selang beberapa rumah saja.
Hari pun berganti menjadi malam “malam yang sunyi bersama dekapan rasa sakit karna mu” berkata dalam lamunan ku aku pun tersadar dan akhir aku pun memutuskan untuk menulis surat untuknya , tak terasa aku pun terlelap

Suara kicauan burung membangunkan ku pagi ini lalu aku pun bersiap-siap untuk memenuhi ajakan andini rasa nya malas tapi tak apalah lagian aku sudah janji dengannya, setelah aku mandi dan berpakaian rapi aku segera menuju ke ruang makan seperi biasa sudah ada sepotong roti dan segelas susu
“mah aku pergi dulu ya ?aku mau jalan-jalan bersama andin”teriak ku, “yaudah hati-hati “sahut mama ku
aku pun mulai berjalan menaiki motor yang sudah lama sekali tidak aku pakai , aku mulai menuju sekolah dan sesampainya di sana aku melihat andin sedang bersama diky pacarnya, sakit sekali rasanya tapi ku coba menahannya, andin pun menghampiriku “kamu lama banget datengnya van?”oceh nya padaku , “maaf din tadi aku makan dulu jadi nya lama”sahut ku
“yasudah tidak apa-apa van, ayu sekarang kita berangkat”sahutnya mengajakku

Aku, andin, diky dan teman-teman yang lain pun berangkat menuju ke sebuah tempat wisata yang ada di Jakarta yaitu taman inpian jaya ancol(TMII) di sana cukup ramai maklum kan hari libur aku an teman-teman ku pun berpisah “van kamu ikut aku dan diky yah?” ocehnya padaku “maaf aku tak ingin mengganggu kamu dan dia?aku ingin sendiri! “jawabku dingin, “tapi van?”ucapnya memaksa ku, “sudahlah aku ingin sendiri”jawabku kesal ,“sudah lah biarkan dia din”ocehnya diky meyakinkan andin
“Yaudah klo kamu memang ingin sendiri,aku pergi yah?”jawabnya sambil menjauh, aku pun tak menjawab pertanyaannya aku duduk terdiam di bawah pohon yang cukup membuat hati sejuk untuk sesaat.
Ta sengaja aku melihat nya sedang bersenang-senang dan tertawa riang bersama diky, “huhhhhhhhh” aku menghembuskan nafasku untuk menenangkan hatiku yang tak karuan “seandainya saja aku yang ada di sampingmu sekarang, bukan dia aku ingin membuat mu tersenyum, aku ingin membuat mu bahagia,aku ingin bersama mu selamanya” tersadar dari lamunan ku tentangnya rasa sakit ini semakin menjadi seiring berjalannya waktu aku sudah tidak kuat lagi melihat dia bersamanya aku pun memutuskan untuk pulang kerumah.
Aku meningalkan andin dan diky yg sedang bersama ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Aku tak ingat apapun saat aku membuka mata hanya ada ruang dengan dinding putih dan selang infuse yang menancap di tanganku dengan orang tua ku disampingku”aku kenapa mah”Tanya ku lemas “kamu habis kecelakaan van,motor yang kamu kendarai menabrak trukk”jawab ibuku sambil menangis setelah ibu ku menjelaskan dokter masuk keruangan ku “bu ?anak ibu harus segera di operasi sekarang karna terjadi kebocoran pembuluh darah di otaknya?” oceh dokter “yaudah cepat lakukan operasinya”mama ku panik
aku pun di bawa ke ruang operasi . dari kejauhan aku mendengar suara yang memangilku “ivan tunggu” ternyata itu andini yang datang menjengukku
“van?maaf kan aku, yang tidak bisa menemanimu kemarin?” ocehnya sambil menangis, ”sudah lah tidak apa-apa semua sudah terjadi”ocehku ambil ku usap air matanya, “din aku punya sesuatu untukmu” menunjukan sebuah surat untuknya “ambilah din” andini pun mengambilnya dan aku pun masuk ke ruang operasi .
Andini pun membaca surat itu


Hy andini?
Maaf kan aku atas sifatku akhir-akhir ini?
Bukan karna aku membencimu tapi aku hanya tidak ingin rasa ini terus tumbuh dalam hati ku
Aku berfikir bisa selamanya menyembunyikan apa yang kurasa kepadamu namun aku salah rasa ini terlalu kuat untuk mu dan sampai akhirnya aku menulis surat terakhir ini untukmu
Semoga kau bahagia dengannya
aku akan selalu mencintaimu
mungkin setelah kau membaca surat ini aku tlah jauh pergi membawa cinta dan luka

aku mencintai mu andini
selamat tingal !!!!!!!

Operasi ivan ternyata gagal !!!

Semua orang sangat bersedih dengan kepergian ivan apalagi andini, karna kejadian itu andini menjadi anak yang pendiam.

CERITA TERBARU 2014 "Cinta Pertama dan Terakhir"

Cinta Pertama dan Terakhir

Chelina adalah seorang gadis cantik yang sangat dikagumi para cowok-cowok di SMAnya, beberapa kali cowok nembak dia, dia enggak pernah mau menerima, katanya sih “pacaran itu sok penting, dan bikin sakit hati, banyak maunya”. Kalau di pikir-pikir sih itu benar kan?
Suatu pagi chelina bergegas turun dari mobilnya menuju pintu gerbang, tanpa diduga chlina terserempat sebuah motor yang melaluinya, kaki kanannya lecet dan agak terkelupas, chlina begitu marah, karena kesakitan, si cowok berulang kali minta maaf, tapi chelina malah mengatainya ‘cowok rese’. Chelina pun ditinggal pergi oleh si cowok, beberapa saat kemudian, chelina snagat kesal dan marah sekali, karena ternyata cowok yang nyerempet dia tadi itu sekelas sama dia, namanya erick gidion, cewek-cewek di kelas pada kelepek-kelepek ngelihat erick, malah sebaliknya chelina dengan muka muram memerah muda melihat erick yang ada bersamanya di kelas.
Hari-hari chelina lalui, selalu saja mereka bertabrakan, di kantin, di perpus apalagi saat pulang sekolah, selalu saja bersamaan, hal itu terjadi setiap hari, hingga erick yang sudah capek dengan perlakuan seperti itu, kemudian membiarkan chelina, dan tanpa ada lagi teguran, di kelas pun erick begitu padanya, chelina mulai merasa sepi.
Hingga suatu hari sebelum 1 bulan ujian nasional diadakan, erick memberanikan diri utuk menyatakan cintanya pada chelina, chelina pun dengan senang menerimanya, chelina baru pertama kali menerima cowok dan juga erick baru pertama kali nembak cewek, itu adalah kesan terindah mereka berdua. Mereka pun melewati hari-hari baru mereka dengan sangat senang. Hingga ujian nasonal berakhir dan saatnya mereka harus melanjutkan kuliah.
Ternyata ayah chelina mau chelina kuliah di luar negeri, tapi chelina tak pernah mau, karena chelina tak mau berpisah dengan erick, erick pun begitu. Ayah chelina mengaku tak menyetujui hubungan mereka dan tetap memaksakan kehendak agar chelina segera ke luar negeri.
Erick terlambat datang menemui chelina di rumahnya, dengan ngebut membawa motornya, erick mengejar chelina, erick pun sejajar dengan mobil yang ditumpangi chelin ayahnya juga ada bersama chelna di dalam, ayahnya terus menyuruh supir untuk membawa laju mobil, dan saat tak terduga ada truk muatan penuh menghantam mobil chelina, erick yang tak sempat menghindar pun terseret oleh motornya, chelina dan ayahnya sempat keluar dari mobil sebelum mobil itu meledak. Tepat saat edwar telungkup, chelina yang terluka parah ada di depan matanya sedang merintih kesakitan, orang-orang yang melihat kejadian itu pun membawa mereka menuju rumah sakit.
Tepat di ranjang yang berpapasan erick berusaha meraih tangan chelina yng terkulai. Dan di tatapnya wajah oarang yang ia sayangi itu dengan penuh sayang, chelina menangis tak tahan melihat erick, erick pun mengucapkan kata terakhirnya “chell, aku sayang kamu”. Perlahan erick menutup mata dan genggamannya terlepas dari tangan chelina. Chelina pun membalasnya “aku sayang kamu juga erick”. Itu pun meupakan kata terakhir yang keluar dari bibir chelina.
Ayah chelina merelakan anak kesayangannya bertemu dengan ibunya di sana dan juga bertemu dengan cintanya di sana yaitu erick. Ayahnya baru menyadari, apa yang telah dipersatukan, pasti sangat sulit terpisahkan.
Tamat.

CERITA TERBARU 2014 "SENYUM TERAKHIR"

SENYUM TERAKHIR
Karya Yetie Nur Sabrina
Aku menatapnya begitu lekat. Bola matanya yang berwarna hitam pekat memancarkan kemarahan yang begitu hebat. Sikapnya yang hangat dan lembut seketika berubah menjadi monster menyeramkan yang siap menerka mangsanya. Begitulah sikap ray. Disaat aku menolak untuk mengikuti kata-katanya, sikapnya berubah 180 derajat. Aku tak habis pikir, kenapa Allah menciptakan orang seperti dia. Begitu posesif dan egois. Otoriter, bersikap semaunya, dan selalu memaksakan kehendaknya. Jika aku terus ikuti kemauannya,lalu bagaimana dengan aku???. Come on...bukankah ini adalah hidupku.Aku yang berhak untuk melakukan apapun sesuai dengan keinginanku. Lalu bagaimana dengan cinta ku bila aku tak melakukan kemauannya???. Tapi ...bukankah cinta tak seperti ini?

Kali ini aku menolak keinginan ray yang memintaku untuk keluar dari jurusan sastra. Alasannya hanya karena ada vito, cinta pertamaku yang kini berada satu jurusan denganku.
Cerpen Cinta
Senyum Terakhir
Hhhh... bukankah ini alasan yang tak logis. Lalu bagaimana dengan mimpi ku jika aku harus pindah jurusan? Aku harus meninggalkan mimpiku untuk jadi penulis hebat hanya karna cinta???.
“ aku gak bisa, ini adalah mimpi ku...” ujar ku
“ Cuma demi mimpi kamu rela kita bertengkar, belum tentu mimpi kamu akan terwujud kan??? “ujarnya dengan nada tinggi.

Aku tercengang mendengar ucapannya.Hhh..seperti itukah dia?? Sungguh sulit ku percaya.
“ kamu gak berhak atur-atur aku, ini hidupku. Dan kamu bukan siapa-siapa yang bisa seenaknya membuang mimpi-mimpi ku...!!!” seru ku penuh emosi seraya pergi meninggalkannya. Aku sama sekali tak perduli dengan seruannya yang meminta aku untuk kembali kehadapannya. Aku berlari dan terus berlari sambil sesekali menyeka air mata yang membasahi kedua pipi ku. Tak pernah ku sangka bahwa dia seperti itu, begitu menganggap enteng mimpi ku. Mimpi yang slalu aku idam-idamkan selama ini. Dan dengan mudahnya dia berusaha untuk menghancurkan mimpi ku. Sungguh...aku tak dapat menerima semua ini.
***

Setiba di dalam kamar, ku hempaskan tubuh mungilku ke atas tempat tidur ku. Sangat lelah sekali. Lelah jiwa dan raga. Ku buka ponsel ku, terlihat 25 miscall dan 65 sms dari ray. Aku sama sekali tak mau untuk membaca pesan ataupun mengangkat telepon dari nya. Kali ini kesabaran ku sudah benar-benar habis. Menghadapi sikapnya yang posesif membuat aku muak.
“ Kehilangan mimpi ku hanya demi cinta,hhh...memang loe fikir loe siapa?” umpat ku dengan kesal.

Ku pejamkan kedua mata ku, mencoba untuk melupakan semuanya. Namun tak berhasil. Sial, kenapa dia terus ada di pikiranku?. Tak lama terdengar suara seseorang mengetuk pintu kamar ku.
“ Siapa?” tanya ku setengah berteriak.
“ ini kaka,ada ray tuh diluar...” ujar kak sofie memberitahu,
“ Suruh pulang aja kak, aku lagi gak mau ketemu dia.” Kata ku.
“ Ayo temuin dulu sebentar...” bujuk kak sofie
“ gak mauuuuuuuuuuuuuuu....” seru ku.
“ ya udah kalo gitu.” Ujar kak sofie menyerah.

Tak terdengar lagi suara kak sofie. Mungkin dia sedang bicara dengan Mr. Posesif itu.
“ aku gak mau ketemu dia. Jangankan ketemu,membayangkan mukanya aja gak sudi.” Gerutu ku dalam hati.
“ daripada mikirin Mr. Posesif itu lebih baik aku tidur.” Fikirku seraya menarik selimut.
***

“ Bella..!!” seru vito saat kami berpapasan di perpustakaan kampus.
“ hai..kamu disini juga?” ujarku basa basi.
“ iya, biasa...cari inspirasi lewat buku-buku best seller.” Katanya
“ owh...” aku mengangguk pelan.
“ ikut aku yuk..” ajak vito
“ kemana?” tanyaku

Vito menarik tangan ku. Setelah membayar sewa buku yang dipinjamnya, ia membawa ku ke sebuah kafe yang letaknya tak jauh dari kampus ku.
“ ngapain kamu bawa aku kesini..?” tanya ku heran.
Vito masih asyik mengaduk-aduk cappucino yang ada di hadapannya.
“ mau ngobrol aja sama kamu.” Ucapnya santai.

Vito tak banyak berubah. Masih tetap seperti vito yang ku kenal saat 3 tahun lalu.
“ gak sopan.” Ujar ku ketus.
“ loh..kenapa?” ekspresi wajah vito berubah.
“ harusnya kalo mau ngajak orang ke suatu tempat itu tanya dulu donk,lagi sibuk atau enggak,mau ada acara lagi atau engga.jangan asal tarik aja.” Kataku
“ hehe..maaf deh, abisnya tiap mau ngobrol sama kamu gak bisa terus.” Katanya kesal.
“ kenapa?” tanyaku bingung.
“ ya iyalah, gimana bisa ngobrol kalo tiap hari kamu dibuntutin terus sama bodyanguard kamu.”
“ hihihi...iya juga sih.”kataku sambil tertawa kecil.
“ gimana keadaan kamu sekarang?” tanyanya.suasana mulai serius.
“ not fine.kamu?” tanya ku balik seraya menghembuskan nafas.
“ baik banget. Gimana pun keadaannya akan selalu baik donk.” Katanya ceria.
“ bagus donk.” Kata ku.
“ nih...” vito menyerahkan sebuah novel padaku.
“ My first love..” yups itulah judul novel yang diberikan vito padaku. Seketika aku tercengang saat melihat nama “ Vito Andrean” tertera sebagai penulis novel tersebut.
“ Apa ini sungguhan..?” tanyaku tak percaya. Vito tersenyum kecil.
“ Aku buat novel ini khusus untuk kamu, dan aku sengaja hanya mencetak novel ini 2 buah, untuk kamu dan aku. Supaya kamu tau bahwa kamu begitu berarti buat aku. Dan aku mau novel ini menjadi hadiah yang paling special dibandingkan hadiah yang lain yang pernah kamu terima. “

Aku menatapnya dalam. Kenapa harus vito? Dan kenapa bukan ray yang bersikap seperti ini…?
“ maksud ucapan kamu apa?” tanyaku tak mengerti.
“ setelah kamu baca novel ini, kamu pasti akan mengerti.” Ujarnya.
Aku masih diam seribu bahasa. Tak tahu apa yang harus aku ucapkan. Karena kejadian hari ini sungguh membuat aku terkejut.
***

Sejak kejadian itu, aku tak pernah melihat ray dikampus. Bahkan dia pun tak pernah sms atau telepon aku lagi.
“ Hhhh…bagus deh.” pikirku lega.
Tapi…gimana kalo dia sakit??? atau…terjadi sesuatu yang tak diinginkan???

Aku mulai khawatir. Tapi rasa kecewa ku padanya belum bisa terlupakan.
“ Hhhhh….terserah deh, mau sakit atau nggak aku nggak perduli. Toh…dia juga sama sekali nggak perduli dengan impianku.” gumamku.
Tiba – tiba saja aku teringat pada novel yang diberikan vito padaku kemarin. Ceritanya begitu mengharukan. Aku baru mengerti sekarang, meskipun semasa SMA dulu sikapnya selalu dingin padaku tapi ternyata ia menyimpan perasaan cinta yang begitu besar padaku. Dan sampai saat ini, perasaannya pun masih tetap sama.
Lalu …kenapa dia tidak pernah menyatakan perasaannya terhadapku?
Ahh…entahlah. Mungkin dia memiliki alasan yang tak ku ketahui.

Sambil menunggu jadwal kelas selanjutnya. Aku duduk di taman kampus sambil sesekali melemparkan pandanganku kearah koridor kampus. Biasanya…tiap hari ray memperhatikan semua aktivitasku sambil berdiri ditempat itu. Tapi…sudah seminggu ini dia tak tampak. Apa benar terjadi sesuatu padanya..??? hatiku mulai resah.
“ bell…” panggil reza yang kini duduk disampingku.

Aku mengalihkan perhatian ku padanya.
“ kenapa?” tanyaku.
“ ray mau ketemu sama loe.” Katanya. Aku terdiam sejenak.
“ gue…”
“ please bell, buat yang terakhir.” Ujarnya lagi memotong ucapanku.
“ yang terakhir…maksud loe?” aku mulai khawatir.
“ray bilang setelah pertemuan hari ini, dy gak akan ganggu loe lagi.”
“okey.dimana?”
“di rumah sakit Harapan Kita.. “
“apa?Rumah sakit…!”aku tercengang.
“iy bell..udah beberapa hari nie ray di rawat di rumah sakit.”
“tapi knp?bukannya Selama ini dia baik-baik aja?” tanyaku tak percaya
“leukemia akut.ray mengidap penyakit ini sejak kecil dan dia menolak untuk melakukan operasi pencangkokan sumsum tulang belakang. Dia gak mau merepotkan orang lain. Yang dia mau saat ini loe,bell.”ujar reza menjelaskan.

Yaa Allah..apakah semua ini nyata? Mendengar penjelasan reza tubuh ku terasa lemas dan tempurung lutut ku terasa copot hingga tak mampu lagi untuk melangkah. Reza menuntun ku masuk kesebuah ruang isolasi. Ku lihat ray terkujur kaku tak berdaya di atas ranjang dengan dibalut selang infuse dan tabung oksigen. Aku berjalan mendekat ke arahnya. Wajahnya terlihat pucat,tubuhnya begitu kurus dan lemah. Sungguh sulit ku percaya. Benarkah ini ray?cowo angkuh dan posesif yang selama ini terlihat kuat kini hanya bisa terbaring lemah tak berdaya. Butiran Kristal bening tak berhenti berhamburan dari sudut mata ku. Bibirku bergetar. ku ambil tangannya yang lemah lalu ku genggam erat. Matanya terlihat sayu,ray tersenyum kecil pada ku.
“lla..”ujarnya.ya masih seperti biasa. Dia memanggil ku dengan panggilan kesayangannya.
“ya..”ku seka air mataku.
“aku sayank sama kamu..”ujarnya lirih.
“jangan tinggalin aku lagi..” lanjutnya. Aku mengangguk pelan..tak mampu ku bendung air mata ku.
“maafin aku ray, seharusnya aku gak bersikap seperti kemarin.seharusnya aku terus ada disamping kamu buat jagain kamu, seharusnya aku gak pergi tinggalin kamu, seharusnya…” aku tak mampu melanjutkan kata-kata ku.
“lla.. aku gmw liat kamu nangis.aku yang salah karna terlalu mengekang kamu.maafin aku yah..?”ujarnya terbata-bata.
“aku udah maafin kamu,,tapi kamu harus janji gak akan tinggalin aku..”

Ya.. aku janji, dimana pun aku berada hati ku tetap selalu ada untuk kamu, dan jiwa ku gak akan pernah pergi meninggalkan kamu…”katanya pelan.
“lla.. aku mau kamu tetap disini, temani aku tidur dan ceritakan semua tentang kita..”pinta nya.
“ya..aku akan tetap ada disamping kamu.. aku gak akan pernah tinggalin kamu lagi.” Aku memeluk tubuh ray yang kini tak berdaya.semuanya seakan hilang. Kemarin kamu begitu kuat disaat memeluk tubuhku??kemarin kamu begitu selfish hingga membuat aku muak? Aku genggam erat tangan kanannya. Dia tersenyum kcil pada ku. Senyum terakhir yang tak kan lagi bisa ku lihat. Karna setalah dia memejamkan matanya, kondisinya kembali kritis… reza bergegas memanggil dokter. Dan aku tak kuasa untuk melihat semua ini. Ray.. beginikah akhir kisah cinta kita…??.
***

Cuaca begitu mendung. Awan terlihat hitam dan mulai turun rintik hujan membasahi bumi. Bumi pun seakan ikut menangisi kepergian ray. Setelah acara pemakaman selesai, vito memberiku sepucuk surat yang ray titipkan untukku. Dengan mata sembab dan tangan bergetar aku mulai membuka surat itu.

Dear Bella…
lla…taukah kamu,hidupku tak pernah berarti bila tak ada kamu disampingku. Karna hanya kamu yang selalu memberikanku perhatian dan kasih sayang yang tak pernah aku dapatkan dari orang lain, sekalipun dari orang tuaku.
Vito…dia yang telah merebut semuanya. Aku begitu membencinya karna dia tlah menghancurkan hidupku.
Papa ku menikahi mamanya saat aku berusia 6 tahun. Dan mamaku…dia lebih memilih mengakhiri hidupnya karna tak kuasa melihat perlakuan papa. Sejak kepergian mama aku begitu sedih karna tak ada lagi yang memberikanku kasih sayang yang seharusnya masih aku dapatkan dari orang tuaku.
Sampai suatu hari aku bertemu kamu, yang begitu amat menyayangiku. Aku tak pernah mau kehilangan kebahagiaanku lagi sampai akhirnya aku harus bersikap posesif sama kamu. Aku lakukan smua itu karna aku takut kehilangan kamu. Tapi ternyata…takdir berkata lain. Walau bagaimanapun aku pasti kehilangan kamu. Karena hidupku begitu terbatas. Aku sangat benci dengan semua ini. Aku benci papa yang telah menyakiti mama. Aku benci mama yang telah meninggalkan ku sendiri. Aku benci vito yang telah merenggut kebahagiaanku. Dan aku benci Tuhan karna dia memberikanku hidup yang begitu singkat dan memaksaku untuk kehilangan kamu. Hanya 1 orang yang aku sayangi di dunia ini, yaitu kamu.

Meski kini aku harus melepaskanmu, tapi aku bahagia karna sempat memilikimu. Aku ingin kamu bahagia bersama vito. Cinta pertama yang tidak pernah kamu dapatkan selama ini hanya karna aku.
3 kata terakhir yang aku ucapkan untuk kamu..” aku cinta kamu “..
Aku yang slalu mencintaimu…
Rayy…

Aku menangis sejadi-jadinya saat membaca surat dari ray. Tak pernah ku sangka bahwa hidupnya begitu sulit dan menyedihkan. Vito mencoba menenangkanku. Vito merengkuh tubuh mungilku dengan lembut,dan aku menangis dalam pelukannya.
“ maafkan aku ray,aku percaya meski smua ini begitu tidak adil untuk mu,tapi Tuhan punya rencana indah yang telah dia siapkan untukmu.maaf…karna aku tidak bisa lagi ada disampingmu.tapi aku ingin kamu tau..meski kamu tidak mampu lagi memiliki ragaku..tapi tetap memiliki hatiku..”

Surat terakhir ini akan ku simpan slalu..dan namamu akan tetap berada dihatiku dan senyum terakhir yang kamu berikan untukku akan selalu berada dalam benakku.
“ aku sayang kamu ray…” ujarku sambil terisak.
Kini aku mengerti,kenapa vito tak pernah menyatakan perasaannya padaku,semua itu karna dia dan ray adalah saudara tiri.meskipun ray begitu membenci vito.tapi vito mencoba mengalah dan menyimpan perasaannya padaku selama bertahun-tahun.
Kini … meski ray telah mengizinkan kami untuk bersama,tapi hatiku belum mampu untuk menerima kepergian ray.dan sampai saat ini bayangan wajahnya masih selalu mengikuti setiap langkahku.

CERITA TERBARU 2014 "AKU MENCINTAIMU"

AKU MENCINTAIMU
Karya Tri Cahyana Nugraha
Kutemukan siluetmu dalam memoarku. Dikala senja kemuning menyelusup pekatnya kesedihan. Waktu adalah luka terbesar dalam hidup. Luka, bagi mereka yang hidup dalam kenangan. Termasuk aku. Aku ingat, senja lalu tak pernah seperih ini. Tak ada potongan-potongan kecil memori yang mengiris hati yang rapuh. Aku mencintaimu. Dulu, kini dan nanti. Aku tidak memilih mencintaimu. Namun takdir telah memutuskan, aku akan hidup untuk mencintaimu. Meski kau tak hidup untuk menerima cintaku.

Aku masih mengingatnya. Tiga tahun yang lalu. Kala itu kau masih berupa putri kecil yang mencoba tumbuh dewasa. Sedang aku pria biasa yang kekanak-kanakan. Aku tidak pernah tahu, dari sekian banyak pria di bumi ini. Kenapa kau harus menitipkan sedikit cintamu padaku. Pada pria yang baru kau temui 4 hari. Pada pria yang baru satu jam kau ajak berbincang melalui pesan singkat. Dan entah mengapa akupun menerimanya. Mungkin ini yang dinamakan rencana tuhan.
“aku sayang kamu”
“hm gombal”
“serius”
“hm iya iya”
“kamu sayang aku ga ?”
“gatau”
“iih serius”
“hehe iya aku sayang kamu”
Cerpen Cinta Sedih
Aku Mencintaimu
Kau pun berlalu dengan senyum manis berpendar di bibir tipismu. Meninggalkanku tertinggal di pekatnya jalan cipaganti. Tak banyak waktu berdua yang kau habiskan bersamaku. Satu-satunya waktu itu adalah setiap hari sebelum kita berangkat sekolah. Berbagai alasan pun muncul, sekedar mengerjakan pr, menunggu waktu sekolah, atau mempelajari sedikit materi ketika akan ujian. Namun itu tak lebih dari sekedar alasan agar aku bisa menghabiskan waktu berdua. Mendekapmu dalam bisu, atau mencumbu bibir tipismu dalam rindu.

Hari ini. Tepat tujuh tahun sejak janji itu. Aku bukan remaja kekanak-kanakan lagi. Kini aku telah menjelma pria dewasa yang siap bersaing di tengah masyarakat. Dengan gelar sarjana pendidikan yang sebentar lagi aku dapatkan, aku siap membuka sebuah cabang baru restoranku. Cukup membingungkan bukan. Cita-citaku dari kecil memang membuka sebuah restoran. Selain karena aku menyukai makanan, faktor ayahku yang seorang koki pun mendorong cita-citaku untuk menjadi kenyataan. Sehari yang lalu aku memberanikan diri memfollow twitternya. Sekaligus memention untuk memintanya hadir di acara wisudaku. Namun Tidak ada balasan dari dia. Entah dia tidak membacanya atau dia memang malas untuk membalasnya.

Hari ini aku dengan togaku bersanding dengan ibuku yang mengenakan kebaya merah berpadu kerudung krem. Sedang ayahku. Ayahku melihatku dari sana, dari dunia tempat mereka yang tiada. Dalam riuhnya susasana wisuda, aku membalas ucapan selamat dari kawan-kawanku. Diselingi sekali, dua kali jepretan dari tukang foto. Hingga acara wisuda itu selesai. Dia tak datang. Entah apa alasannya. Namun aku pun tidak terlalu mengharapkannya. Aku mengerti, enam tahun tidak berkomunikasi. Lalu tiba-tiba hadir hanya untuk memintanya datang ke acara wisuda pria yang pernah menyakiti hatinya. Ya dua kali aku menduakannya. Namun aku hanya pria kekanak-kanakan waktu itu. berbeda kini yang mengerti artinya sebuah ketulusan.

Melalui silir senja, matahari pun kembali ke belahan lain. Meninggalkan malam sebagai gantinya. Iseng-iseng aku membuka twitter. “selamat ya udah jadi sarjana. Maaf aku ga bisa dateng” sebuah balasan darinya menghiasi muka laptopku. Jujur saja, aku sangat bahagia waktu itu. Sepertinya dia sudah mulai melupakan kesalahanku dulu. “makasih ya. Iya gapapa hehe” jawabku dengan sigap. Malam itupun terasa indah seperti dulu. Malam yang tak pernah kudapatkan selama enam tahun ini.

Sejak hari itu, kamipun berbalas pesan. Aku rasakan canda tawanya yang dulu riuh diantara kita. Meski tak melihat wajahnya, namun setiap balasan yang ia buat slalu membawaku kepada memori dia tujuh tujuh tahun lalu. Sepertinya cemeti cinta mulai mengiris hatiku lagi. Dan aku bahagia. Sebulan sudah kami berkomunikasi lagi. Tidak lagi di twitter, namun kini sudah melalui pesan singkat bahkan sesekali menelfon. Tak jarang pula kami menghabiskan waktu berdua berkeliling mendatangi tempat-tempat hiburan di bandung. Dan aku rasa hubunganku pun sudah lebih membaik dengannya, dan aku pun berharap akan semakin membaik. Semoga saja ada kesempatan dimana aku bisa mengulang kembali kenangan bersamanya. 
Namun malam itu aku berharap aku tak pernah bisa berkomunikasi lagi dengannya. Malam itu dia menelfonku dengan tersedu, aku sendiri bingung dengan tingkahnya. Namun tak lama kebingungan itu pun berubah menjadi kebencian dan kepedihan. Sedikit penjelasan lalu dia mengundangku untuk menghadiri acara pernikahannya esok hari. Tanpa banyak kata aku mengiyakan dan langsung menutup telfonnya. Aku kehabisan kata, malam itu aku habiskan dengan melamun sepanjang malam. Entah apa yang aku lamunkan. Hanya kosong yang ada dipikiranku. Sebulan yang lalu ketika aku mengundangnya di acara wisudaku, dia bertunangan. Bertunangan dengan pria yang sudah menjadi kekasihnya enam tahun sejak kepergianku. Sakit memang, namun inilah kenyatannya. Inilah rencana tuhan. Rencana untuk menjadikanku gangguan sebelum dia menikah dengan kekasihnya. Ya memang banyak yang bilang, ketika akan menikah akan ada gangguan yang kuat, yaitu orang dari masa lalu. Tetapi aku tidak pernah berpikir jika akulah yang akan menjadi orang masa lalu itu.

Esoknya aku datang ke pernikahannya. Menggenakan celana dan jaket jeans. Aku terlihat mencolok dibandingkan orang lain yang mengenakan batik ataupun jas. Aku terlihat lebih urakan. Di depan pintu masuk aku melihatnya tersenyum menyalami orang-orang yang datang. Senyum penuh kebahagiaan menurutku. Tapi entahlah. Sedikit demi sedikit senyum itu mulai memudar dari bibirnya, seiring dengan tubuhku yang mulai mendekat. Setiap langkahku kurasakan hatiku semakin sakit, terasa seperti dikoyak ribuan kesakitan. Aku tarik nafas sedalam-dalamnya, lalu aku tersenyum sembari menjabat tangan mempelai prianya. Ketika aku akan menyalaminya, kulihat embun dimatanya menetes. Riuh, membuat orang yang melihatnya keheranan. Sontak aku berbisik ditelinganya “kau jangan menangis, ini sudah rencana tuhan. Jika kita tak bisa bersatu di dunia, mungkin kita akan bersatu di akhirat. Aku mencintaimu, dari awal hingga nanti. slalu”. Akhirnya diapun mengusap air mata di pipinya. Dan aku pergi melihatkan diriku yang mulai membias dari kerumunan orang-orang.

Setahun adalah waktu yang dirasa tuhan cukup untukku denganmu. Namun enam tahun masih dirasa tuhan belum cukup untukku melupakanmu. Dan entah mengapa aku masih berharap bisa merasakan cinta yang dulu pernah kau berikan. Mereka slalu menanyakan, kenapa kau harus berhenti di wanita pendek, gendut dan lebih tua darimu. Sedangkan diluar sana masih banyak wanita yang lebih cantik dan lebih segalanya dari dia. Bahkan wanita yang telah kau sia-siakan pun lebih darinya bukan ? namun mereka tidak pernah mengerti. Cinta tidak perlu sebuah alasan, hanya perlu sebuah ketulusan.

 

Blogger news

Blogroll

About

CERITA SEDIH © 2012 | Template By arif rahman